Kenapa Indonesia Menganut "Aliran" Setir Kanan?

Donny Apriliananda - Jumat, 29 Desember 2017 | 08:23 WIB

Bobot setir terlalu ringan (Donny Apriliananda - )

Otomania.com - Ketika kita melihat mobil dengan konfigurasi setir kiri, kadang ada rasa heran, aneh, sekaligus takjub. Karena memang kita sudah terbiasa melihat roda kemudi ada di sebelah kanan sejak zaman old.

Seperti kita ketahui, di dunia ni ada dua "aliran" posisi setir dan standardisasi dalam lalu lintas. Pertama, left-driving (left hand side drive), dan kedua, right-driving (right hand side drive).

Left-driving berarti sistem berkendara di mana pengemudi menggunakan lajur kiri jalan untuk berkendara, hal ini mengharuskan posisi setir atau kemudi berada di sebelah kanan.

(Baca Juga: Pembuat Kapal Laut Itu Kini Mengenang Sejarah)

Right-driving adalah sistem di mana pengemudi menggunakan lajur kanan untuk berkendara yang mengharuskan posisi setir atau kemudi berada di sebelah kiri.

Nah, Idonesia menganut aliran left-driving dengan setir kanan, dan ternyata memiliki sejarah panjang. Penjajahan di Indonesia menjadi cikal bakal mengapa negara kita menganut konsep berkendara di kiri.

Dulu, saat menjajah Indonesia, Belanda adalah salah satu negara yang menganut posisi setir di kanan, lalu diikuti oleh Indonesia. Tapi, di Belanda akhirnya menganut setir kiri karena dikalahkan Perancis di Perang Dunia ke-II.

(Baca Juga: Perang Motor Sport, Honda CB150R Asapi Yamaha V-Ixion)

Kendati demikian, konsep setir kiri tidak diikuti oleh Indonesia karena usai Belanda hengkang, Jepang datang untnuk menjajah Indonesia.

Negara Matahari Terbit ini pun juga menjadi salah satu negara yang menganut setir kanan, dan mobilnya banyak berseliweran di Indonesia.