Otomania - Umumnya setiap kendaraan baik itu sepeda motor atau mobil ketika ganti oli mesin selalu berpatokan pada jarak tempuh alias kilometer (km). Idealnya setelah menempuh jarak minimal 10.000 km.
Namun, pola tersebut tidak akan berlaku buat pemilik yang pakai motor atau mobil setiap hari, lalu ditambah kondisi jalan macet. Sebab, kerja mesin menjadi lebih banyak, sedangkan kilometer tidak berubah, jadi disarankan lebih cepat diganti.
"Terutama yang kerja di Jakarta, kebanyakan mengganti oli sesuai dengan km yang disarankan. Sebaiknya setengah dari yang dianjurkan harus sudah diganti" kata Johanson Pakpahan dari bengkel Setia Motorsport saat ditemui Otomania belum lama ini di Jalan Raya Pulo Gebang, No.83, Jakarta Timur.
Baca Juga: Benarkah Pelumas Bisa Basi?
Menurut pria yang akrab disapa Lae, jika mobil sering dipakai dan setiap hari selalu kena macet, maka kualitas oli menjadi kurang bagus. Sebab, ketika macet mesin dan oli tetap bekerja, sehingga harus lebih awal diganti untuk menjaga kualitas pelumas serta sektor jantung pacu.
"Efeknya memang jangka panjang, tetapi tidak ada salahnya untuk kita cegah dari awal," kata Lae.
Sementara itu, Eko Ricky Susanto, Brand PCO and Specialist Manager Retail Marketing PT Pertamina Lubricants menambahkan, rekomendasi kepada konsumen mengikuti arahan dari produsen otomotif. Umumnya, pelumas buat mobil diganti setiap 10.000 km atau setiap enam bulan.
Baca Juga: Polisi Kejar Lamborghini Pakai Sepeda
"Kalau dalam waktu enam bulan belum mencapai 10.000 maka tetap harus diganti. Apalagi mobil sering digunakan setiap hari, untuk menjaga kualitas oli dan mesin juga agar tetap maksimal kerjanya," kata Eko.
Menurut Eko, sekarang hampir semua merek mobil selalu menyarankan ganti oli setiap 10.000 km atau enam bulan. "Sebebarnya fleksibel dan tergantung bagaimana pemakaian mobil, kalau belum enam bulan sudah mencapai 10.000, maka tetap harus diganti, mana yang lebih dulu saja, itu untuk amannya," ujar Eko.