Konsekuensi Saat Memutuskan Rombak Jok Mobil

Irsyaad Wijaya - Selasa, 5 Desember 2017 | 16:20 WIB

ilustrasi kulit jok after market (Irsyaad Wijaya - )

Otomania.com - Jok mobil menjadi salah satu bagian yang sering dirombak untuk menambah estetika. Ada dua cara utama, yakni mengganti dengan kulit jok aftermarket permanen atau hanya melapisinya. Keduanya memiliki sisi negatif dan positif.

Radit dari JM Karpet, menjelaskan, jika diukur dari aspek waktu, maka cover seat lebih unggul karena pengerjaannya lebih cepat. Pemilik kendaraan hanya perlu memasang sarung pada jok.

(BACA JUGA: Memilah Harga Termurah dari Mobil Murah)

"Pemasangan tidak sampai satu jam," kata Radit saat ditemui di Mega Glodok Kemayoran (MGK), Jakarta Pusat, beberapa hari lalu.

desainjokmobil.com
cover seat non paten

Lain halnya jika mengganti kulit jok. Sebab, metode ini harus membongkar jok, lalu membuat desain kulit sesuai busa. Tahap pemasangan sudah past memakan waktu lebih lama, bahkan sampai harus menginapkan mobil di bengkel.

Belum lagi kalau kulit jok rusak, pemilik harus mengganti kulitnya dan membongkar kembali beserta joknya. Biaya sudah pasti jauh lebih mahal ketimbang penggunaan cover seat.

Sementara, sisi positif menggunakan cover seat adalah jok orisinil bawaan mobil menjadi awet. Sebab, selama pemakaian jok asli akan terlindungi. Saat mulai bosan, Anda cukup melepas atau mengganti dengan cover seat yang baru.

"Dengan melepas sarung jok pemilik kendaraan nggak ribet supaya kembali ke bentuk jok aslinya," ucap Radit.

(BACA JUGA: Lalai di Jalan dan Sebabkan Kematian Bisa Dipenjara)

Namun, sisi negatifnya, cover seat jika dilihat dari aspek kerapihan kurang sedap dipandang. "Biasanya ada saja seperti mengelembung setelah cover seat dipasang," ujar Radit.

Cover seat umumnya menggunakan tali dan perekat. Namun, perekat tersebut cepat rusak. Sementara, tali cover seat pun mudah putus. Selain itu, penggunaan tali pada cover seat mengurangi keindahan jok.

Pilih mana? Kembali lihat kebutuhan masing-masing.