Otomania.com – Nissan Grand Livina baru saja membuktikan kembali performanya yang irit bahan bakar lewat tantangan 7 liter bensin untuk rute Gianyar-Pantai Balangan, Bali. Apa teknologi di belakangnya?
Dari daftar fitur unggulan Grand Livina, salah satu yang mencuri perhatian adalah dua injektor untuk satu silinder pada mesin. Sementrara pada rata-rata kendaraan di kelasnya, hanya menggunana satu.
Nissan Motor Indonesia (NMI) menyebut dual injektor membuat Grand Livina punya efisiensi bahan bakar minyak (BBM) lebih baik. Tapi, bukankah logikanya, dengan dua injektor yang funginya menyemprot bahan bakar, seharusnya malah lebih boros?
Trainer Nissan College, Sugihendi, memberikan keterangan, bahwa yang disemprotkan oleh kedua injektor tersebut bukan berupa cairan, tapi berupa kabut. Ini karena injektor didesain lebih kecil dibanding yang ada di model sebelumnya.
“Pembakaran yang bagus berupa kabut, dimana bahan bakar yang disemprotkan lebih homogen dibanding bentuk lain. Maka dari itu kami butuh dua injektor untuk disematkan, sehingga lebih irit. Teknologi ini adalah lompatan dari yang ada,” ujar Sugihendi, Selasa (21/11/2017).
Baca : Pemilik Grand Livina, Ayo Cek Status
Secara hitung-hitungan pasti, Sugihendi tidak memegang data perbandingan lengkap dan detail soal seberapa irit. Namun yang pasti lanjutnya, jika dibandingkan dengan generasi Grand Livina sebelumnya, 10 persen lebih baik.
“Dibading dengan single injector, dual injektor 10 persen lebih hemat, seperti dari Livina generasi lama ke dibanding dengan yang baru ini. Soal maintenance, tidak ada perawatan khusus untuk teknologi ini,” ujar Sugihendi.
NMI selama ini menguji keiritan Grand Livina mereka dengan “Tantangan 7 Liter Livina” di mana pada tes terakhir konsumsi bahan bakar terbaiknya menyentuh 20,7 kpl, menempuh jarak 135 kilometer Gianyar-Balangan Beach.
Sebelumnya malah dari Bandung sampai Jakarta dengan hanya berbekal bensin 7 liter, dan konsumsi bahan bakar terbaiknya (dilihat melalui data Multi Information Display/MID) sampai 30,3 kpl!