Sistem Hiburan pada Mobil Bisa Membahayakan

Donny Apriliananda - Selasa, 24 Oktober 2017 | 13:20 WIB

Head Unit Layar Sentuh Yang Ideal Untuk Mitsubishi Xpander (Donny Apriliananda - )

Otomania.com - Evolusi mobil saat ini sudah melangkah ke arah yang lebih modern. Hampir tiap mobil baru yang diluncurkan selalu menawarkan fitur-fitur terkini, tidak terkecuali sistem hiburan untuk menemani dan memudahkan saat berkendara.

Hiburan di dalam mobil sudah mencapai tahap disebut sarana infotainmnet. Mobil modern minim tombol di dasbor, semua terintegrasi melalui monitor layar sentuh yang bisa mengakomodir keperluan pengendara.

Mulai dari audio, telepon, navigasi, bahkan sampai pengontrol suhu udara di dalam kabin.

Tapi, alih-alih sebagai fitur pemanja pengendara dan penumpang di dalam kabin selama perjalanan, ternyata perangkat hiburan yang makin kompleks justru berisiko menimbulkan kecelakaan saat sedang berkendara.

Dilansir Autoevolution, The American Automobile Association's Foundation untuk keselamatan lalu lintas tengah melakukan riset bersama Universitas Utah mengenai fitur modern pada 30 mobil baru lansiran 2017.

Dari hasil studi yang dilakukan, mereka mendapat banyak kesimpulan yang menyatakan banyak fitur baru yang tidak aman digunakan oleh pengendara.

Contoh saat sedang berkendara mengandalkan navigasi di suatu persimpangan jalan, tiba-tiba telepon berdering yang juga terkoneksi dari layar LCD. Akibatnya membuat konsentrasi berkendara buyar yang justru membingungkan pengemudi harus ke kiri atau ke kanan.

Stanly/KompasOtomotif
Fitur navigasi

Hal ini tentu menimbulkan dilema, karena di satu sisi produsen mobil berusaha mengakomodir kebutuhan konsumen dengan memudahkan menerima panggilan tanpa harus memegang handphone. Namun di sisi lain, ada undang-undang yang mengatur bahwa tidak boleh menerima panggilan saat sedang berkendara.

Navigasi menjadi fitur yang cukup sulit dipakai saat berkendara. Dari hasil studi, meski fitur ini sudah menjadi hal yang umum pada mobil modern, tapi dalam kenyataanya pihak produsen belum menemukan solusi pengaturan navigasi yang cepat dan akurat.

Rata-rata mambutuhkan waktu 40 detik untuk membaca arah tujuan yang tepat. Waktu 40 detik tersebut, dinilai sangat berbahaya karena berpeluang memecah konsentrasi antara jalan raya dan layar navigasi yang berdampak buruk.