Jakarta, Otomania.com – Salah satu tantangan yang dialami pebisnis mobil bekas (mobkas) yaitu soal hitung-hitungan uang muka (DP/Down Payment) yang ditawarkan untuk konsumen. Masalahnya DP buat mobkas tidak selalu bisa lebih murah ketimbang membeli mobil baru.
Salah satu pebisnis mobil bekas di MGK Kemayoran, Jakarta, Wawan Hendrawan dari Custom Mobil mengatakan, untuk mobil baru DP sebesar 20 – 25 persen sesuai aturan. Namun buat konsumen, angka segitu bisa terbantu diskon besar yang ditawarkan diler.
Misalnya mobil baru Avanza dijual Rp 200 juta, DP paling besar buat membelinya yaitu Rp 50 juta. Konsumen bisa saja tidak membayar DP sebesar itu sebab diberikan diskon tinggi dari diler. Jika diskon Avanza Rp 30 juta, berarti konsumen hanya perlu menabung buat bayar DP sebesar Rp 20 juta.
“Model yang untuk ‘dicuci’, Avanza, sekarang kan dijual murah sekali. Mobkas itu DP-nya tidak ada yang murah,” kata Wawan, Selasa (29/8/2017).
Baca juga: Daftar mobil seken Non-Jepang harga Rp 100 juta-150 juta
Diler mobil baru bisa memberikan semacam subsidi buat konsumen dari diskon. Sementara untuk mobkas, pebisnis tidak punya kekuatan itu.
“Kalau mobkas yang nutup siapa? Tidak ada. Beda untungnya. Sekarang jadinya mau beli mobil baru apa bekas? Jadi ke mobil baru kan,” ucap Wawan.
Berbeda dari Wawan, Herjanto Kosasih, Manajer Pemasaran Senior WTC Mangga Dua, mengatakan hal yang berbeda. Uang muka mobkas masih bisa disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Dia enggan menjelaskan caranya sebab dikatakan berkaitan dengan bisnis mobkas.
"Tapi intinya enggak ada masalah. Buat mengatasi diskon mobkas itu ada caranya. Di mobkas itu harga tidak ada patokan seperti mobil baru. Masih ada dihitung pernah 'kena' (tabrakan) apa enggak, angka kilometernya berapa," kata Herjanto.
Walau begitu bukan berarti pasar mobkas hilang. Masih ada konsumen yang memilih mobkas dengan spesifikasi lebih tinggi daripada membeli mobil baru dengan harga yang sama.