Jakarta, Otomania.com – Sebelum mobil listrik atau hibrida menggema belakangan ini, wacana yang sempat booming adalah pengembangan mobil berbahan bakar gas alam terkompresi (CNG). Salah satu produsen yang ikut mengembangkannya yaitu Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
TMMIN pernah memperkenalkan prototipe sedan Limo/Vios yang dibekali converter kit hingga menjadi model bi-fuel, artinya bisa meneguk bensin dan gas alam terkompresi (CNG). Riset pasar dan tes internal sudah dilakukan, tetapi sejak 2014 diketahui proyek itu dihentikan sementara karena pemerintah juga tidak melanjutkan program konversi energi ke gas.
“Kita kan tergantung pasar, kalau ada ya kami jual. Pertanyaannya kenapa pasarnya tidak ada,” ujar Bob Azam, Direktur Administrasi PT TMMIN, Jumat (19/8/2017).
Sasaran besar converter kit CNG adalah sektor bisnis transportasi seperti taksi. Harga CNG lebih rendah dari bahan bakar fosil serta pemakaian lebih irit dikira bisa jadi pertimbangan pengusaha taksi mentransformasi unit kerjanya menggunakan converter kit CNG.
“Jangan tanya sama kami, tapi tanya perusahaan taksi, angkutan umum, dan transportasi umum. Di negara lain bisa,” ujar Bob.
Bob berharap kebijakan baru terkait mobil listrik yang sedang digagas pemerintah lebih baik ketimbang wacana gas. “Mudah-mudahan listrik lebih lancar daripada gas,” kata Bob.