Daripada Ugal-ugalan Sunmori, Mending Sewa Sirkuit

Febri Ardani Saragih - Selasa, 25 Juli 2017 | 20:25 WIB

Biker moge di ruas jalan tol Malaysia. (Febri Ardani Saragih - )

Jakarta, Otomania.com – Ada kebiasaan baru di kalangan biker yaitu berkendara sepeda motor bergerombol pada hari Minggu pagi atau yang biasa dikenal sunmori (sunday morning ride). Namun, aktivitas kebersamaan yang sering melibatkan puluhan biker itu cenderung punya arti negatif sebab sering meresahkan bahkan sampai bikin kecelakaan.

“Sunmori-nya gak salah. Tapi coba kembali ke tafsir, itu sunday morning ride. Tidak ada kata speed di situ, bukan balapan juga. Sunmori ya sunmori saja,” kata mantan pebalap superbike sekaligus Ketua Komisi Safety Ikatan Motor Indonesia Dyan Dilato, Kamis (20/7/2017).

Sunmori biasanya dilakukan komunitas yang mencari kegiatan pada hari libur, saat itulah “motor akhir pekan” keluar. Seperti tidak punya saluran pelampiasan, adrenalin dari masing-masing biker yang bergabung memicu berkendara ugal-ugalan di jalanan.

Menurut Dyan memang sulit mengontrol kalau sunmori sudah melibatkan banyak orang. Di situ pentingnya sudut pandang benar komunitas motor soal sunmori. Dia mengatakan tidak ada salahnya nongkrong atau berkendara bersama, tapi bukan kebut-kebutan.

“Ini dari komunitas juga seharusnya punya pemikiran, ngebut di jalanan itu berbahaya. Nabrak orang itu bisa pidana. Ngebut itu di trek,” kata Dyan.

Saat ini, lanjut Dyan, konotasi sunmori menjurus ke kelakuan jelek geng motor. Seharusnya tidak seperti itu.