Dianggap "Jebakan Batman", Kenapa Polisi Tidak Berjaga di Depan JLNT?

Setyo Adi Nugroho - Selasa, 11 Juli 2017 | 08:45 WIB

Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu-Tanah Abang, Rabu siang (25/2/2015). (Setyo Adi Nugroho - )

Jakarta, Otomnia.com – Peristiwa puluhan sepeda motor masuk ke jalan layang non tol (JLNT) Kampung Melayu menuju Tanah Abang dan melawan arus viral. Meski tidak disebutkan dalam video tersebut, netizen beranggapan sikap para pengendara motor tersebut berputar arah dan melakukan tindakan berbahaya karena ada pihak kepolisian yang berjaga di arah depan.

Beberapa netizen bertanya alasan pihak kepolisian melakukan tindak pencegahan di bagian jalur keluar JLNT tersebut. Kenapa tidak dilakukan penjagaan di awal? Menurut mereka ini membuat pengendara motor memutar arah dan melawan arus serta membahayakan pengendara lain.

"Harusnya petugas kepolisian menjaga di depan jalan layang, bukan di ujung atau di tengah. Ini seperti jebakan Batman saja, jadi banyak yang putar balik daripada kena tilang," ujar Heru yang setiap hari melintas di kawasan Casablanca tersebut menggunakan sepeda motor.

Pertanyaan ini langsung Otomania tanyakan pada AKBP Budiyanto, Kasubdit Bid Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya. Menurutnya, kejadian di JLNT ini sudah kerap terjadi, padahal rambu motor dilarang melintas sudah terpampang jelas berada di bagian masuk jembatan.

“Rambu-rambu larangan masuk sepeda motor sudah jelas terpasang. Justru itu kita lakukan untuk penegakan hukum,” ucap Budiyanto saat dihubungi Otomania, Senin (10/7/2017).

Pihak kepolisian bukan tidak awas dengan perilaku yang dilakukan para pengendara motor ini. Selain operasi ketertiban, pihak kepolisian juga sudah melakukan beberapa kegiatan untuk menyadarkan para pengguna motor ini.

“Kami lakukan penjagaan, patrol di lokasi tersebut secara berkala, himbauan juga sudah sering dilaksanakan. Penindakan juga kerap kita lakukan. Tapi memang dirasa paling efektif kita lakukan penegakan hukum,” ucap Budiyanto.

Kehadiran JLNT Kampung Melayu - Tanah Abang ini memang memangkas waktu tempuh jika melewati jalan Prof. Dr. Satrio di bagian bawah. Terkadang volume mobil yang melewati bagian jembatan layang lebih sedikit dibandingkan yang melewati bagian bawah. Ini yang membuat pengendara motor tergoda untuk melintas lewat atas meski ada rambu larangan yang telah dipasang.

Budiyanto menyayangkan sikap pengendara motor yang berani mengambil risiko melewati JLNT tersebut. Ia mengimbau agar pengguna sepeda motor tidak melalu JLNT yang sudah dipasang rambu-rambu larangan melintas.