Untung dan Rugi Sering "Engine Brake" dengan Transmisi

Febri Ardani Saragih - Selasa, 4 Juli 2017 | 18:25 WIB

Suasana mengemudi Daihatsu Copen. (Febri Ardani Saragih - )

Jakarta, Otomania.com Engine brake merupakan kejadian alami pada mesin yang bisa dimanfaatkan untuk membantu mengurangi kecepatan kendaraan. Namun sering kali engine brake diasumsikan bisa digunakan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar. Hal itu bisa didapat jika dilakukan dengan benar.

Saat engine brake, ketika pedal gas diangkat, berarti injektor memutus aliran bahan bakar. Namun yang perlu diperhatikan, injektor bakal mulai lagi menyemprot bahan bakar ketika putaran mesin sampai di batas tertentu, tergantung kecepatan dan posisi gigi transmisi, serta diatur secara elektronik.

Dadi Hendriadi, General Manager Technical Service Toyota Astra Motor, menjelaskan, suplai bahan bakar bakal terjadi lagi pada sekitar 1.000 rpm. Kondisi lain, saat pedal gas kembali ditekan.

“Tujuan utama engine brake itu untuk perlambatan, tapi biasanya sering jadi alasan dipakai orang yang ingin berkendara irit. Saat suplai bahan bakar terputus itulah yang bisa bantu irit,” jelas Dadi, Selasa (4/7/2017).

Pemakaian engine brake sering kali dilakukan ditambah menurunkan gigi transmisi. Buat pengemudi pengalaman, perpaduan itu mampu mengurangi konsumsi bahan bakar. 

Meski begitu penggunaan engine brake dengan transmisi yang terlalu sering atau dalam batas tidak wajar bisa merusak komponen seperti timing belt, crankshaft, timing chain, dan kampas kopling.

“Kerusakan itu disebabkan oleh perubahan torsi yang mendadak,” sebut Dadi.