Sudah Benarkah Cara Anda Mematikan Mesin Mobil?

Aris F Harvenda - Selasa, 27 Juni 2017 | 10:10 WIB

Mesin diesel Ertiga 1.300 cc (Aris F Harvenda - )

Jakarta, Otomania.com – Salah satu bentuk perawatan agar mesin tetap awet adalah selalu mematikan dengan cara yang benar. Hal sepele memang, tapi jika berkesinambungan bisa menimbulkan masalah.

Salah satu pegawai Bengkel Plaza Toyota Pemuda Jakarta Timur Saiful Anwar mengatakan, penyebab cepat rusaknya komponen pada mesin mobil bisa terjadi karena hal terkecil. Salah satunya mematikan mesin dengan cara tidak tepat. Memang efeknya tidak secara langsung, tapi jika dilakukan berulang-ulang akan beda ceritanya.

“Komponen mesin akan cepat mengalami keausan. Jika begitu usia mesin akan berkurang dari semestinya, jadi sangat merugikan,” ujar Saiful kepada Otomania.com beberapa waktu silam.

Hindari mematikan mobil saat putaran mesin (rpm) masih tinggi. Sebaiknya tunggu hingga rpm mobil rendah (idle). Kemudian hindari kebiasaan menggeber mesin dalam kondisi diam sebelum dimatikan.

Pastikan pula komponen lain dalam mobil sudah dalam keadaan mati seperti AC, sistem audio, dan lampu-lampu. Jika memang tidak dalam kondisi darurat, sebaiknya tunggu sesaat ketika akan mematikan mesin mobil.

Butuh pelumas

Saiful menambahkan, karena saat putaran tinggi mesin butuh pelumasan yang lebih, ketika mesin dimatikan tiba-tiba, maka tekanan untuk pelumasan mobil akan berkurang drastis. Padahal mesin masih dalam kondisi panas, yang harusnya masih membutuhkan sistem pelumasan.

“Pasalnya saat panas, kondisi komponen masih dalam temperatur tinggi dan posisi juga masih mengembang. Saat mesin dimatikan, otomatis supply pelumasan juga berhenti, akibatnya dinding dinding yang bersentuhan, seperti pada silinder akan lebih cepat aus,” kata Saiful.