Mudik Naik Motor, Perhatikan Ban

Setyo Adi Nugroho - Kamis, 22 Juni 2017 | 12:45 WIB

Pemudik bersepeda motor melintas di jalur Alas Roban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (22/6/2017). Jalur mudik Alas Roban terpantau ramai lancar dan belum terlihat penumpukan arus pemudik yang melewati jalur Pantai Utara (Pantura). (Setyo Adi Nugroho - )

Jakarta, Otomania.com - Arus kendaraan menuju daerah dilaporkan mulai meningkat pada H-4 Lebaran kali ini. Tidak hanya kendaraan roda empat namun juga roda dua mulai memadati jalur-jalur mudik yang tiap tahunnya dipadati pemudik.

Meski mudik menggunakan motor tidak disarankan karena alasan keselamatan, popularitasnya sulit untuk disingkirkan dari daftar pilihan transpotasi untuk ke kampung halaman.  Oleh sebab itu, kesiapan kendaraan jadi faktor penting selama perjalanan jarak jauh. Salah satu yang menjadi perhatian adalah kondisi ban sepeda motor.

“Perhatikan kondisi ban, jangan gundul. Utamanya perhatikan tekanan ban selama perjalanan jauh. Ini agar ban dapat bekerja maksimal mencengkram aspal,” ucap Siswanto, Safety Instructor Wahana Honda saat dihubungi beberapa waktu lalu.

KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Pemudik bersepeda motor melintas di jalur Alas Roban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (22/6/2017). Jalur mudik Alas Roban terpantau ramai lancar dan belum terlihat penumpukan arus pemudik yang melewati jalur Pantai Utara (Pantura).
Ban sebagai bagian dari kendaraan yang bersentuhan dengan permukaan aspal wajib dalam kondisi prima. Bila tekanan ban tidak diperhatikan dan dalam kondisi kurang dari ketentuan maka ban tidak menapak sempurna.

Untuk ukuran tekanan ban, skutik pada umumnya memiliki ukuran 30 Psi di bagian depan dan 35 Psi di bagian belakang. Motor bebek, bagian depan 31 Psi dan bagian belakang 36 Psi. Sedangkan untuk motor sport umumnya memiliki ukuran tekanan 37 Psi di bagian depan dan 40 Psi belakang.

“Selama perjalanan mudik, ukuran tekanan dapat dilebihkan sedikit. Ini karena beban yang dibawa biasanya cukup banyak. Pokoknya jangan kurang tekanannya karena potensi bahayanya lebih besar,” ucap Siswanto.