Solo, Otomania.com – Jangan salah paham dulu, goyang pantura yang dimaksud bukannya godaan biduan di pentas musik rakyat. Goyang pantura juga bisa jadi artinya gerakan bodi mobil yang berayun-ayun kanan-kiri waktu lewat jalur Pantai Utara (Pantura).
Tim Merapah Trans-Jawa Kompas.com dan Otomania.com merasakan goyang pantura itu saat melintas dari Surabaya menuju Solo menggunakan dua unit BMW X3 xDrive20i XLine. Kami sudah melihat langsung kondisi tterkini jalur mudik Trans-Jawa, kini kami mengarah ke Jakarta sambil memantau arus mudik dari arah berlawanan.
Baca: Tangangan BMW X3 Taklukan 2.000 km
Dari Surabaya kami memilih melewati Jalan Tol Surabaya-Gresik lalu keluar di Pantura area Gresik. Tidak butuh waktu lama, goyang pantura langsung kejadian.
Kondisi permukaan aspal di jalan cukup mengkhawatirkan. Jarang lobang, namun banyak sekali petak tambalan aspal yang dibuat lebih tinggi dari normal. Jadi, saat banyak tambalan itu terinjak satu per satu ban bikin bodi mobil bergoyang.
Jika dilihat dari belakang, ayunan bodi mobil itu mirip gerakan pinggul seseorang. Dalam kasus BMW X3, goyangannya jadi kelihatan seksi.
Meski bodi bergerak sangat aktif tapi kondisi di kabin baik-baik saja. Kami tetap merasa nyaman sebab suspensi X3 mampu meredam semua hantaman jalan dengan baik.
Baca: Binar Mata BMW X3, "Matahari" di Kala Gelap
Kecepatan responsnya 0,1 detik, pengemudi bahkan mungkin tidak akan sadar ternyata jalan yang dilintasi sebenarnya sangat jelek. Hal itu bikin keempat ban selalu menempel ke aspal dan tentu menawarkan kontrol optimal buat pengemudi.
Butuh waktu 6 jam buat kami mengemudi sampai Solo sejauh 269 km. Jalan rusak baru mereda di pinggiran Sragen atau sebelum masuk Solo. Tantangan buat pengemudi yang melintasi jalur itu bukan cuma jalan rusak tapi juga sempitnya jalan, antrean truk besar, dan sepeda motor yang beredar.