Jakarta, Otomania.com – Mobil bekas jadi salah satu yang terpengaruh menjelang musim mudik setiap tahun. Namun belakangan, jasa persewaan mobil juga turut dilirik konsumen untuk kembali ke kampung halaman.
Lantas mana yang harus dipilih? Apakah jasa persewaan akan mempengaruhi pasar mobil bekas ke depannya?
Halomoan Fisher, Chief Operating Mobil88 coba angkat bicara. Meski keduanya memiliki tren peningkatan setiap musim Lebaran, namun tidak menjadi alasan akan mengganggu satu sama lain.
“Semuanya punya kebutuhanya sendiri. Bukan berarti setiap Lebaran beli mobil lalu habis dipakai mudik dijual kembali. Tidak seperti itu juga,” ucap Fisher saat ditemui Selasa, (14/6/2017).
Masyarakat membutuhkan mobil rental untuk kurun waktu tertentu, sedangkan membeli mobil merupakan keputusan untuk jangka panjang. Misalnya hanya memiliki mobil berukuran kecil, untuk Lebaran bisa melakukan sewa dengan meminjam mobil berukuran besar.
“Jadi pilihannya sewa kendaraan, untuk waktu tertentu. Beli mobil kan butuh pemikiran dan untuk jangka waktu yang lama,” ucap Fisher.
Untuk pedagang mobil bekas lebih berpengaruh pada pasar mobil baru. Terutama menyangkut kemudahan yang diberikan oleh produsen mobil melalui program kepemilikan dengan uang muka rendah serta angsuran ringan.
Selain itu model LCGC yang belakangan muncul dapat lebih mempengaruhi pasar mobil bekas. Rentang harga mulai Rp 100 juta sampai Rp 150 juta membuat konsumen dapat memilih lebih banyak model antara LCGC baru daru mobil bekas.
“Konsumen jadi punya pilihan lain. Pasalnya dananya selisih tipis atau sama dengan mobil bekas. Cuma akhirnya memang kembali ke pilihan masing-masing,” uap Fischer.