Jangan Gaya-gayaan Belok ala MotoGP, Ini Bahayanya

Setyo Adi Nugroho - Rabu, 31 Mei 2017 | 14:05 WIB

Sepeda motor di belokan atau tikungan (Setyo Adi Nugroho - )

Jakarta, Otomania.com – Bagi pengguna sepeda motor, momen berbelok bisa menjadi momen penting dalam berkendara. Ada teknik dan waktu yang tepat agar dapat melibas tikungan dengan baik.

Belakangan, teknik berbelok atau cornering ala pebalap MotoGP sering dilakukan pengguna motor di jalan raya. Tentu hal ini tidak dilarang namun ada akibat yang sering ditimbulkan. Salah satunya adalah kecelakaan dan terjatuh akibat motor slip.

”Berbelok pakai motor itu kita melawan gaya sentrifugal, dimana ketika kita berbelok ke kiri misalnya dalam kecepatan tinggi, badan terasa bergerak ke kanan. Ini juga sering dirasakan saat naik mobil, ucap Poedyo Santosa, instruktur senior Indonesia Road Safety Agent (IRSA), saat dihubungi Otomania, Selasa (30/5/2017).

Untuk sepeda motor, makin kencang laju motor maka akan membuat rebah sepeda motor. Gaya ini disebut counter steer.

Jika penggunaan gaya ini di sirkuit tentu sudah memperhitungkan faktor keselamatan. Utamanya bila motor terjatuh dan terseret keluar lintasan.

”Di sirkuit kondisi terburuk sudah dipikirkan. Ada pasir, ada bantalan ban untuk peredam, pembatas dan lainnya. Sehingga pengendara akan terhindar dari cedera serius,” ucap Poedyo.

Jika dilakukan di jalan raya segala kemungkinan terjatuh selain dari faktor keterampilan pengendara lebih banyak. Di jalan raya ada lubang, bekas tumpahan oli, pasir atau kaca yang membuat ban tidak menggigit aspal dengan sempurna.

Saat balapan, penggunaan alat-alat keselamatan berkualitas juga menjadi hal yang wajib mengingat kemungkinan cedera fatal. Saat di jalan raya, banyak biker yang masih mengesampingkan penggunaan perangkat keselamatan sehingga bila terjatuh, akibatnya akan lebih parah.

”Ingat di jalan raya kita bisa menjadi penyebab, korban dan terlibat dalam kecelakaan. Jadi bertanggung jawab dalam berkendara untuk diri sendiri juga orang lain,” ucap Poedyo.