BMW G310R, Pilihan Anti “Mainstream”

Febri Ardani Saragih - Selasa, 30 Mei 2017 | 07:25 WIB

Moge termurah BMW, G310R di IIMS, Kamis 27/4/2017). (Febri Ardani Saragih - )

Jakarta, Otomania.com – Walau mesinnya terkecil dan harganya paling murah, BMW G310R tetap dianggap bukan motor mainstream atau dibeli banyak orang. CEO BMW Motorrad Indonesia, Joe Frans, mengatakan, basis konsumennya tetap saja kalangan pehobi sama seperti pembeli moge BMW lainnya.

Baca: BMW G310R Bisa Jadi Pilihan Motor Keluarga

“Kebanyakan itu yang mau main, memang pehobi. Bukan orang yang mau pakai sehari-hari,” ucap Joe, Senin (29/5/2017).

G310R memakai mesin 313cc. Besar kapasitas mesin itu berada di luar liga model-model sport naked di Indonesia yang umumnya berkapasitas 250cc.

Pilihan mesin di atas 250cc itu juga punya konsekuensi buat G310R, yaitu harganya makin mahal sebab kena pajak barang mewah lebih besar. Banderol G310R yaitu Rp 104 juta, hal itu juga menjauhkannya lagi dari persaingan model serupa.

Meski begitu ada banyak alasan mengapa konsumen bisa memilih G310R. Salah satunya adalah model ini mengenakan emblem BMW. Jadi, walaupun diproduksi di pabrik TVS di India, G310R punya standar kualitas, nama besar kelas premium BMW.

Joe mengatakan ada banyak detail G310R yang diwarisi dari model BMW Motorrad lainnya. Misalnya ergonomi berkendara dan seting suspensi, rasa berkendara dibuat tidak melenceng jauh dari trah BMW Motorrad.

Sampai saat ini Joe mengatakan G310R sudah terjual lebih dari 60 unit, sebagian besar pesanan didapat saat harganya diumumkan resmi di Indonesia International Motor Show pada April lalu.