Jakarta, Otomania.com - Pembahasan terakhir mengenai performa, tingkat kenyamanan, hingga eksplorasi fitur dan teknologi yang terdapat di Mazda CX-3. Paling penting, yang digaris bawahi Mazda, yaitu mengenai G-Vectoring Control (GVC).
Sebelum menguji fitur lain dari Jakarta ke Bandung, Jawa Barat, pihak Eurokars Motor Indonesia (EMI) membawa rombongan media ke Sirkuit Internasional Sentul, di Bogor, Jawa Barat, untuk menguji teknologi GVC itu.
Namun, pengujiannya buka di dalam Sirkuit, melainkan di lahan parkir yang sudah disusun tantangan untuk membuktikan fitur terbaru itu.
Sebelum mulai, GVC itu sendiri merupakan bagian dari Skyactiv-Vehicle Dynamics. Ini teknologi baru dan pertama kali digunakan pada kendaraan.
Penjelasan Mazda, GVC akan mengurangi torsi mesin sebanyak maksimal 3 persen ketika mobil mulai memasuki tikungan, dan mengembalikannya lagi saat keluar dari tikungan. Proses itu berlangsung berulang-ulang dalam waktu yang sangat cepat hingga sepersekian detik, termasuk pada saat mobil melaju di jalan lurus.
Pada saat torsi mesin dikurangi, maka bobot mobil akan berpindah ke roda depan, sehingga cengkraman pada roda depan bertambah, dengan demikian kemungkinan terjadinya understeer dapat dikurangi, serta secara otomatis mengalihkan gaya sentrifugal (ke samping) sedikit ke arah depan.
Ketika torsi mesin itu dikembalikan, bobot mobil akan berpindah ke belakang sehingga menambah cengkraman roda belakang, akibatnya kemungkinan terjadinya oversteer dapat dikurangi, serta secara otomatis mengalihkan gaya sentrifugal menjadi sedikit ke belakang.
Ketika melewati jalan yang sudah diatur bentuknya, memang terjadi perbedaan antara CX-3 yang dilengkapi GCV dengan yang belum. Pengemudi tidak perlu banyak mengkoreksi setir, namun jika tidak ada fitur itu, koreksi cukup banyak.
Usai menguji itu, perjalanan dilanjutkan ke Bandung, lewat Jalur Puncak. Selama di jalan, Otomania.com juga bisa merasakan beragam fitur serta teknologi yang terdapat pada CX-3.
Fitur yang dimaksud, seperti BSM (Blind Spot Monitoring) + RCTA (Rear Cross Traffic Alert), LDWS (Lane Departure Warning System), SCBS-Forward (Smart City Brake Support- Forward) dan DAA (Driver Attention Alert).
Mengenai performa mesin, tidak bisa diragukan lagi. Selama diperjalanan baik itu jalan menanjak, turunan atau di jalan tol, mampu memberikan performa maksimal.
Kesimpulan, untuk keseluruhan sangat oke. Namun, tetap punya kekurangan, yang menurut Otomania.com tidak begitu banyak, dan masih bisa ditoleransi.
Pertama, jika penumpang dengan tinggi di atas 170 cm, masuk ke jok bagian belakang akan sedikit kesulitan karena pilar C dibuat lebih rendah, otomatis harus usaha menundukan kepala.
Secara desain, sudah sangat bagus, tetapi desain spion bagian kiri dan kanan, terlihat sedikit melebar. Apabila sedikit dibuat lebih kecil, mungkin bisa lebih menarik.