Hindari Pasang Stiker di Kaca Belakang

Febri Ardani Saragih - Senin, 15 Mei 2017 | 19:27 WIB

Angkot KWK Trayek T07 (Cililitan-Condet) yang dipasangi stiker khusus bertanda bahwa angkot ini dapat melayani penumpang transjakarta gratis pada jam-jam tertentu. Penumpang transjakarta yang ingin naik KWK gratis disyaratkan memiliki kartu khusus yang bisa didapatkan di Halte Transjakarta, salah satunya di Halte PGC Cililitan. (Febri Ardani Saragih - )

Jakarta, Otomania.com – Melatih sikap menjunjung keselamatan berkendara bisa dimulai dari memperbaiki hal-hal kecil yang salah. Misalnya, mulai menghindari memasang stiker di kaca belakang mobil.

Kesannya sepele tapi sebenarnya alasan utama mengapa pasang stiker harusnya dihindari yakni agar tidak menghalangi pandangan. Jangan sepelekan fungsi kaca belakang, sebab ruang pandang itu bukan hanya berguna buat pengemudi memantau dari kaca spion tapi juga kadar transparannya membantu pengemudi lain memantau kondisi depan.

Pasang banyak stiker di kaca belakang sering kejadian di kalangan komunitas. Bahan tempelan yang bisa menunjukan identitas itu jadinya malah salah kaprah sebab bisa sampai menutupi bidang pandang.

Febri Ardani/KompasOtomotif
Menumpuk barang di bagasi sampai menghalangi kaca belakang bukan prilaku aman saat berkendara.
Didy Soe, Ketua Umum Veloz Community (Velozity) mengakui anggotanya masih perlu diedukasi soal hal itu sebab terpantau banyak yang melakukannya. Sebab itu melarang pasang stiker di kaca belakang akan dipromosikan sebagai bagian dari kampanye keselamatan berkendara “Think Before You Drive”.

“Biasanya begitu, buat kebanggaan saja. Misalnya sudah pernah ke chapter mana, dapat stiker trus dia tempel di mobilnya. Lama-lama ini enggak pernah kunjungan tapi tukaran stiker,” kata Didy, Senin (15/5/2017).

Menurut Didy sikap membiarkan kaca belakang terhalang membuktikan pengemudi belum tahu soal keselamatan berkendara. Dia juga mengatakan kampanye ini bukan cuma ditujukan untuk anggotanya tetapi juga sebagai contoh masyarakat.