Konvoi Dikawal Polisi Bikin Arogan

Febri Ardani Saragih - Senin, 15 Mei 2017 | 18:42 WIB

Patwal di jalan raya (Febri Ardani Saragih - )

Jakarta, Otomania.com – Kebiasaan konvoi dikawal kepolisian bisa berdampak negatif, bukan hanya buat pengguna jalan lain tapi juga rombongan yang menyewa jasa. Sebab itulah, komunitas yang sudah sadar akan keselamatan berkendara memilih tidak selalu menggunakan pengawalan ketika touring.

Menurut pendapat berbagai komunitas yang Otomania hubungi, pengawalan kepolisian ketika konvoi biasanya untuk menghindari kemacetan. Cara itu bisa memberikan akses jalan lebih cepat yang berguna untuk kelancaran jadwal waktu acara tertentu.

Konvoi dengan pengawalan juga bisa digunakan untuk promosi tertentu, rangkaian peserta yang panjang akan menarik perhatian warga sekitar. Alasan lain, menjaga agar peserta tidak tercecer atau nyasar.

Didy Soe, Ketua Umum Veloz Community (Veloz) mengakui konvoi pengawalan kepolisian tetap dibutuhkan namun dalam kondisi tertentu. Dia mengatakan, menyarankan kepada anggotanya tidak memakai cara itu bila tidak terlalu dibutuhkan.

Pasalnya, ada dampak buruk jika keseringan konvoi dikawal kepolisian, yaitu bikin anggota jadi egois. “Gara-gara begitu, anggota jadi mau pasang lampu strobo, sirine. Di jalan juga jadi arogan, kebiasaan egois tidak mau mengalah dan antre. Ujung-ujungnya bikin masalah sama orang lain,” kata Didy, Senin (15/5/2017).

Didy mengatakan touring yang dilakukan internal Velozity tidak pernah menggunakan pengawalan kepolisian. Menurutnya, para anggota sudah dibekali radio komunikasi dan bisa menggunakan perangkat digital buat mencari lokasi tujuan.

Ketua Umum Mitsubishi Outlander Sport Indonesia (Mitosi) Wayan Eka Putra juga menumpahkan hal yang sama. Pengawalan konvoi kepolisian dikatakan tidak terlalu dibutuhkan, namun tergantung kondisi perjalanan.

Dia menjelaskan kalau pengawalan bisa bikin perjalanan makin nyaman, namun menyadari juga bisa mengganggu pengguna jalan yang lain. “Kami secara organisasi, dikawal itu bukan opsi utama. Sebagian besar touring kami tidak memerlukan pengawalan,” kata Wayan.

Dia juga menyebut sebisa mungkin melarang para anggotanya menggunakan atribut identik kepolisian untuk konvoi. Selama setahun, setidaknya Mitosi tujuh kali melakukan touring