Jakarta, Otomania.com – Wacana pemerintah menghapus kebijakan Low Cost Green Car (LCGC) pada 2019 kemudian menerbitkan program Low Carbon Emission (LCE) dianggap positif oleh Toyota Astra Motor (TAM). Pihak pemegang hak distribusi kendaraan Toyota di dalam negeri itu menyatakan sudah siap dengan teknologi yang dibutuhkan.
Apa saja yang diatur dalam LCE memang belum ketahuan, namun kabarnya mobil yang bisa ikut dalam program ini wajib mendapat angka efisiensi bahan bakar lebih tinggi dari LCGC, yaitu 20 – 28 kpl. Teknologi yang digunakan buat mencapai itu bisa mesin bensin atau diesel canggih berbahan bakar alternatif, dan hibrida.
Baca: Sienta Hibrida Bisa Diproduksi di Indonesia
“ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) itu sudah pasti ikut aturan pemerintah, semua produsen juga sudah menyiapkan produk-produknya supaya lebih ramah lingkungan,” kata Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager TAM di Jakarta, Minggu (2/4/2017).
“Kalau kami berpikir positif saja, pemerintah tidak mungkin mengeluarkan peraturan untuk menurunkan industri otomotif. Kenapa? Karena pendapatan pajak salah satu yang terbesar kan dari otomotif,” lanjut Soerjopranoto lagi.
Sikap mendukung TAM untuk LCE rasanya wajar, mengingat kunjungan CEO Toyota Motor Corporation Akio Toyoda ke Indonesia pada Maret lalu. Toyoda telah menyatakan langsung kepada Presiden Indonesia Joko Widodo ingin merakit kendaraan hibrida Toyota di dalam negeri.
Bukan hanya itu, Soerjopranoto juga mengatakan, pembicaraan saat itu membahas penurunan (pemberian insentif) pajak sedan. Selain hibrida, Toyota juga mau mengekspor sedan dari Indonesia.
“Kalau LCE keluar kan berarti ada peluang ekspor. Setuju (dengan LCE). LCE ataupun pajak CO2 (insentif berdasarkan emisi), dua-duanya sama saja pasti seluruh ATPM akan mendukung,” ucap Soerjo..
Secara keseluruhan, skema perkembangan industri bakal lebih jelas dengan aturan LCE. Sebab, para produsen di dalam negeri akan melihat ke arah yang sama, menghasilkan mobil yang ramah lingkungan.