Jakarta, Otomania.com – Pelek mobil menjadi bagian yang tak terpisahkan dari unsur keselamatan berkendara. Salah memilih membuat pelek bisa menjadi penyebab kecelakaan di jalan raya.
Biasanya ini menimpa mobil yang telah memodifikasi pelek bawaan dengan pelek aftermarket. Sayangnya masih banyak pemilik mobil yang hanya melihat model, tanpa mengetahui kualitas pelek tersebut.
“Mungkin hanya mengejar tampilan yang sesuai keinginan, mereka cari pelek tanpa tahu kualitas. Harga cocok pasang, begitu terkena lubang atau ada masalah, pelek tidak bisa menahan beban dan pecah,” ucap Randy Pilar Pamungkas, Chief Desainer PT Pakoakuina, produsen pelek Pako saat ditemui Minggu, (2/4/2017).
Pemilik mobil biasanya menjatuhkan pilihan pada pelek kualitas kedua atau KW demi mengejar bentuk. Pelek-pelek ini banyak diproduksi dari Taiwan, China dan beberapa negara lain termasuk ada yang dari Indonesia.
Lantas bisakah kualitas pelek dilihat secara fisik? Menurut Randy, melihat pelek berkualitas hanya bisa dilakukan melalui uji ketahanan yang biasanya dilakukan oleh pabrik pembuat pelek.
"Pelek yang bagus itu jika mengalami tekanan tidak akan pecah. Bahannya kuat dan liat, jadi bila terkena benturan akan bengkok atau penyok," ucap Randy.
Pelek yang bengkok masih akan memberikan waktu bagi pengemudi untuk mengontrol mobilnya menuju tempat aman. Bila pelek pecah, banyak kemungkinan yang terjadi dan lebih berbahaya bagi keselamatan penumpang.
Kondisi pelek yang sudah rusak disarankan untuk tidak digunakan kembali atau diperbaiki. Ini berhubungan dengan keselamatan di perjalanan.
"Kalau rusak sebaiknya ganti. Jangan coba-coba diperbaiki karena kualitasnya tidak terjamin," ucap Rendy.
Pelek yang teruji kualitasnya sudah memenuhi berbagai standar sertifikasi baik internasional maupun nasional. Salah satunya SNI yang sudah diatur oleh Kementerian Perindustrian sejak tahun 2012 lalu.