Asosiasi Mobil Nasional Minta Kejelasan Proyek Mobil Perdesaan

Febri Ardani Saragih - Jumat, 31 Maret 2017 | 17:46 WIB

Mobil nasional (mobnas) Boneo untuk angkutan pedesaan. (Febri Ardani Saragih - )

Jakarta, Otomania.com – Wacana mobil perdesaan sudah berhembus sejak 2010, namun sampai sekarang belum terealisasi pemerintah. Asosiasi Industri Automotif Nusantara (Asianusa) yang menaungi delapan produsen mobil nasional (mobnas) di bawah 1.000cc seakan berhenti berharap.

Para anggota Asianusa berasal dari industri murni lokal. Asosiasi ini dideklarasikan secara resmi pada Februari 2010 di Kantor Kementerian Perindustrian, lalu disahkan dengan akte notaris pada 3 November 2010.

Dewa Yuniardi, Ketua Bidang Pemasaran dan Hubungan Asianusa, mengatakan, program mobil perdesaan dari pemerintah belum jelas. Dalam riset dan pengembangannya, Asianusa juga merasa tidak dilibatkan.

Mobil perdesaan itu versi mana yang mau jalan? Pemerintah punya versi sendiri dengan satu platform-nya, Institut Otomotif Indonesia (IOI) punya sendiri, lalu Esemka katanya ada versinya lagi. Ini yang mana mau diangkat jadi program pemerintah untuk mobil perdesaan. Kami tidak disentuh,” kata Dewa di Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Dari delapan anggota Asianusa, ada empat yang sudah memproduksi mobil yaitu AG-Tawon, GEA, Kancil, dan Fin Komodo, sisanya masih tahap pengembangan prototipe. Namun semuanya sudah berhenti beroperasi, kecuali Fin Komodo yang masih menjual mobil off-road.

Kristanto Purnomo/ KompasImages
test drive Fin Komodo
Semua anggota Asianusa memang mengembangkan mobnas untuk angkutan perdesaan, seharusnya masuk akal jika terlibat proyek pemerintah. “Apakah ini (Fin Komodo) bukan mobil desa? Saya enggak tahu yang jelas mobil ini dipakai di desa semua,” ucap Dewa.

Saat ini Asianusa seakan terpendam tanpa peluang berkembang. Dewa mengatakan Asianusa tidak akan berhenti walau cuma Fin Komodo yang bergerak.