Jakarta, Otomania.com – Tidak sedikit pengguna mobil yang kurang peduli dengan kondisi ban. Asal menggelinding, kadang si karet bundar dilupakan tekanan anginnya. Masalah akan terjadi ketika membawa beban yang cukup berat.
PT Sumi Rubber Indonesia (Surindo) sebagai pemegang merek dan produsen ban merek Dunlop, menyosialisasikan beberapa hal penting terkait keamanan ban. Digambarkan tiga kondisi ban tidak aman, dan dua situasi yang aman untuk melaju.
Mari kita bedah satu-persatu kondisi-kondisi tersebut:
1. Tekanan angin kurang. Ban diibaratkan seseorang yang mudah lelah. Kondisi tapak akan melengkung ke dalam, dan performa ban kurang maksimal. Daya cengkeram pun hanya terpusat pada bagian pinggir. Kondisi ini dicap ”Sangat Berbahaya”.
2. Tekanan angin kurang, muatan berlebih. Ibarat orang yang mudah lelah, lalu diminta mengangkat barang berat, dia akan tersiksa. Selain permukaan ban yang tidak menyentuh aspal dengan sempurna, ban juga mengalami tekanan hebat. Kondisi ini juga dicap ”Sangat Berbahaya”.
3. Tekanan angin berlebih. Seperti orang yang kekenyangan, dia akan cepat ngos-ngosan. Permukaan ban akan melengkung ke luar, menyisakan bagian tengah saja yang menapak pada aspal. Kondisi ini disebut ”Berbahaya”.
4. Tekanaan angin tepat. Inilah kondisi yang aman, di mana permukaan ban menapak dengan pas pada permukaan aspal. Ibarat manusia, dia akan lebih maksimal dan makin ringan menjalankan tugasnya.
5. Tekanan angin tepat, muatan lebih. Kondisi ini juga dicap ”Aman”. Tekanan angin yang pas dan pola tapak ban yang menyentuh aspal dengan sempurna didukung dengan kekuatan menopang beban. Ibarat manusia, dia pun energi yang cukup.