Joki Indonesia Menang Balap Adu Irit di London

Febri Ardani Saragih - Selasa, 14 Maret 2017 | 12:25 WIB

Turangga Cetha EV5 buatan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). (Febri Ardani Saragih - )

Jakarta, Otomania.com – Tahun lalu, bendera Indonesia berkibar paling tinggi di ajang balapan kendaraan super-irit, Shell Eco Marathon Driver’s World Championship (SEM DWC), yang digelar di Queen Elizabeth Olympic Park, London, Inggris, (5/7/2016). Kendaraan listrik Turangga Cetha EV5 buatan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang dikemudikan Ramdhani berhasil finis pertama.

SEM DWC di London merupakan kasta tertinggi yang mempertemukan jawara DWC regional Asia, Amerika, dan Eropa. Indonesia yang mewakili Asia mengalahkan mengalahkan Tim ISEN Toulon/SCS dari Prancis di posisi kedua dan Tim Alden-Conger High School, dari Amerika Serikat.

Beda ketimbang kompetisi reguler SEM, DWC merupakan adu cepat mengelilingi sirkuit antara kendaraan urban concept yang dirancang untuk irit. Siapapun yang menyentuh chequered flag lebih dulu dengan kecepatan maksimal 50 kpj selama balapan, menang.

Bumi Siliwangi Team 4 yang pernah mencapai angka irit 77,6 km/kWh di SEM Asia 2016 ini merupakan tim terakhir dari Indonesia yang lolos final SEM DWC 2016. Tim Indonesia yang lain, Sadewa dari Universitas Indonesia dan ITS Team 2 dari Institut Sepuluh Nopember gagal di babak kualifikasi.

“Kami unggul di sistem pengereman, saat yang lain belum berani pakai rem cakram sepeda motor karena takut gesekan, kami sudah pakai dan istilahnya berhasil mengakalinya, kata Ramdhani, di Jakarta, Jumat (10/3/2017).

Desain kendaraan lain kebanyakan memakai sistem pengereman cakram milik sepeda karena juga memperhitungkan bobot tambahan. Menurut Ramdhani, sistem pengereman motor memang lebih berat 5 – 7 kg, namun akan unggul di sirkuit untuk memasuki tikungan.

“Kami pikir di DWC enggak akan lolos kalau tanpa rem cakram motor karena ada tes pengereman juga,” kata Ramdhani.

Berkat kemenangan itu, Bumi Siliwangi Team 4 berhak mendapat kesempatan mengunjungi Maranello, Italia, selama sepekan, untuk bertemu dengan Scuderia Ferrari. Ilmu tentang Formula 1 yang didapat dari Kuda Jingkrak bakal berguna untuk ajang SEM Asia 2017 yang bakal digelar di Singapura.