Kenapa Konvoi Pengawal Raja Salman Berformasi Zig-zag?

Setyo Adi Nugroho - Jumat, 3 Maret 2017 | 08:02 WIB

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud bertolak ke Istana Bogor, Rabu (1/3/2017) siang, setelah tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. (Setyo Adi Nugroho - )

Jakarta, Otomania.com – Selain memperlihatkan beragam model kendaraan “wah”, pada kedatangan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud kemarin masyarakat diperlihatkan formasi berkendara yang baik dan benar dalam konvoi. Rombongan yang menuju ke Istana Bogor setidaknya terdiri dari 70 kendaraan baik mobil maupun motor.

Dalam konvoi yang bergerak cepat ada cara agar tetap dapat mendapatkan jarak aman antar pengemudi. Anggota konvoi Raja Salman menggunakan formasi zig-zag.

“Saat beriringan di jalan raya sebenarnya ada tiga pilihan formasi, yakni satu, dua dan zig-zag. Formasi zig-zag menjadi yang paling ideal,” ucap Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) saat dihubungi Kamis, (3/3/2017).

Dalam formasi zig-zag, kendaraan ditempatkan tidak dalam satu jalur melainkan di sisi kanan lalu belakang di sisi kiri. Ini membuat masing-masing anggota konvoi memiliki ruang yang cukup saat harus bereaksi bila terjadi keadaan darurat.

“Misal untuk pengereman mendadak atau bermanuver darurat. Formasi zig-zag paling ideal,” ucap Edo.

Formasi zig-zag biasa digunakan dalam kondisi jalan yang memiliki lebar yang cukup dan arus kendaraan tidak terlalu padat. Ini seperti pada kondisi jalan tol Jakarta Bogor yang sudah disterilkan untuk menyambut rombongan Raja Salman.