Mobil Bekas Kilometer Rendah Belum Tentu Sehat

Febri Ardani Saragih - Kamis, 2 Maret 2017 | 13:10 WIB

Odometer jadi sasaran keisengan pedagang mobil bekas (Febri Ardani Saragih - )

Jakarta, Otomania.com – Pola pikir yang terbentuk saat beli mobil bekas (mobkas) yaitu mencari yang angka odometernya rendah. Logika seperti itu tidak sepenuhnya benar, sebab yang paling menentukan kondisi mobil adalah riwayat perawatan.

Asumsinya bisa salah ketika mobkas 20.000 km dianggap lebih sehat ketimbang 40.000 km. Menurut Anjar Rosjadi, Technical Service Executive Coordinator Astra Daihatsu Motor, Kamis (2/3/2017), kondisi mobil tergantung cara pemakaian dan perawatan pemilik.

“Sebenarnya angka odometer tidak bisa jadi patokan utama. Riwayat berkala itu sendiri yang menentukan,” kata Anjar.

Iwan Abdurahman, Repair Service Manager Workshop Departement Technical Service Division Toyota Astra Motor menambahkan, sebelum membeli mobkas ada baiknya melontarkan pertanyaan kepada penjual tentang sejarah perawatan. Akan lebih baik jika jawabannya ditunjang data valid, misalnya dari bengkel resmi.

“Lebih baik lagi kalau pemilik bisa menunjukan buku servisnya. Jangan tergoda kalau misalnya dibilang sering ganti oli di bengkel kalau tidak ada buktinya,” jelas Iwan.

Saran lain, jangan lupa untuk mencoba mengendarai mobkas sebelum membeli. Pilih rute beragam permukaan biar bisa terdeteksi masalahnya apa saja.

“Namanya mobil bekas pakai kan pasti ada saja yang harus diganti, apalagi kalau kilometernya tinggi. Harus ada dana ekstra untuk beli komponen. Test drive dan riwayat perawatan itu bikin jadi tahu apa saja yang harus diganti. Kilometer rendah belum tentu sehat,” kata Iwan.