Lebih Realistis, Toyota Pilih Fokus ke "Hybrid"

Setyo Adi Nugroho - Jumat, 24 Februari 2017 | 14:05 WIB

Mobil hibrida terlaris Toyota tampil sebagai generasi baru. (Setyo Adi Nugroho - )

Jakarta, Otomania.com – Bicara teknologi di dunia transportasi khususnya kendaraan penumpang, saat ini telah dikenalkan beragam tipe kendaraan ramah lingkungan. Jenisnya beragam ada kendaraan hibrida (hybrid), elektrik dan terakhir dengan teknologi hydrogen fuel cell.

Toyota selaku produsen kendaraan terbesar, memiliki produk dengan masing-masing teknologi ramah lingkungan tersebut. Namun yang paling besar adalah hibrida yang penggunaannya sudah di beragam model kendaraan hingga mobil balap.

Menurut Hiroyuki Nakamata, Senior Executive Coordinator PT Toyota Astra Motor (TAM), mobil hibrida saat ini menjadi jawaban untuk masalah konsumsi bahan bakar yang lebih efisien.

“Kalau bicara pemecahan masalah zero emission, tidak bisa dipungkiri jawabannya adalah kendaraan elektrik. Namun untuk saat ini yang lebih diperlukan adalah kendaraan yang efisien dalam penggunaan bahan bakar. Hybrid jawabannya,” ucap Nakamata saat ditemui Kamis, (23/2/2107).

Nakamata mengungkapkan, kendaraan elektrik saat ini masih memerlukan waktu untuk persiapan. Pengisian daya paling cepat adalah delapan jam dengan total jarak tempuh sekitar 300 kilometer.

“Kalau mau ke Bandung misalnya, agak merepotkan untuk mengisi ulang daya baterai delapan jam sampai penuh sebelum berangkat. Konsumen tentu berpikir ulang,” ucap Nakamata.

Juga dengan jenis kendaraan masa depan lain hydrogen cell. Masalah teknologi ini adalah pada sarana dan prasarana pengisian ulang untuk komponen hidrogennya. Proses pengisiannya sama seperti bensin dimana ada stasiun pengisian khusus dan untuk saat ini masih terbilang produk transportasi mahal.

“Di Jepang sendiri pasarnya tidak terlalu berkembang. Namun Toyota dan pemerintah Jepang menargetkan pertumbuhan penggunaannya untuk menyambut Olimpiade Tokyo 2020 mendatang,” ucap Nakamata.

Maka hibrida saat ini menjadi yang paling masuk akal juga terjangkau sebagai solusi transportasi ramah lingkungan. Penggunaan dua mesin, konvensional dan elektrik, membuat daya jelajah kendaraan lebih jauh.

“Penggunaannya juga lebih praktis. Untuk mengisi daya baterai bisa dilakukan sambil berjalan. Itu keunggulannya. Tidak perlu membangun sarana prasarana berbiaya besar,” ucap Nakamata.