Jakarta, Otomania.com - Pernah mendengar cakram rem floating pada sepeda motor? Jika belum, sistem pengereman jenis ini berbeda dengan model biasa, karena secara desain jauh lebih besar, dan ciri paling utama cakramnya bisa bergerak ke kiri-kanan jika dipegang.
Cakram model biasa tidak seperti itu, atau ketika dipegang kaku. Ukuran pun demikian, model floating umumnya 320 mm, sedangkan yang standar 310 mm. Biasanya banyak digunakan oleh pengguna motor besar alias moge yang punya kubikasi mesin di atas 500 cc.
Lantas, sudah tahu fungsi dari peranti yang punya sebutan floating dics brake itu? Menurut penjelasan Johanson Pakpahan, pemilik dari bengkel Setia Motor Sport, utamanya agar sistem pengereman menjadi lebih maksimal.
Alasannya, karena fleksibel itu mampu mendapatkan udara lebih banyak. Sedangkan cakram standar karena dibuat diam, maka tidak bisa seperti itu.
"Terutama dalam kecepatan tinggi, misalnya di atas 200 kpj, kalau direm menjadi lebih maksimal ketimbang model standar," kata pria yang akrab disapa Lae itu saat ditemui Otomania.com belum lama ini.
Dijelaskan Lae, terkadang cakram floating juga mengeluarkan bunyi, tetapi jangan khawatir, justru kondisi seperti itu diklaim membuat kerja rem menjadi lebih maksimal.
"Memang seperti itu agar punya ruang udara dan menjadi maksimal pengeremannya," kata dia.
Lae melanjutkan, motor pada umumnya belum dilengkapi dengan cakram model itu. Bahkan, dia menyarankan moge di atas 500 cc untuk memasang peranti tersebut demi keamanan.
"Harganya memang cukup mahal, untuk moge bisa mencapai belasan juta rupiah satu pasangnya," ucap Lae.