Jakarta, Otomania – Bagi calon konsumen mobil bekas, penilaian kondisi kendaraan wajib dilakukan sebelum memutuskan membeli. Jangan sampai setelah pembelian mobil bekas baru sadar mobil ternyata memiliki masalah terutama karena sudah diakali pedagang nakal.
Salah satunya jarak tempuh mesin yang diketahui dari angka pada odometer. Bagian odometer terutama yang masih menggunakan mekanikal manual kerap jadi sasaran keisengan pedagang nakal dengan mengubah secara paksa menjadi angka yang lebih kecil.
“Ini biasa untuk menaikkan harga. Misal seharusnya 200.000 km jadi 100.000 km. Pembeli tidak sadar, begitu dipakai beberapa bulan dan sampai pada angka sebenarnya, odometer tersangkut pada angka tersebut,” ucap Wira dari bengkel Asia Jaya Motor, Pondok Gede saat ditemui beberapa waktu lalu.
Cara yang digunakan pedagang biasanya dengan mencongkel angka pada odometer sampai ke angka yang dikehendaki. Menurut Wira, ini bisa jadi acuan pembeli untuk menilai kendaraan jadi objek keisengan atau tidak.
“Perhatikan pada angka-angka yang ada di odometer. Kalau tidak pernah diubah, cetakan angkanya sempurna. Kalau ada bekas goresan bisa jadi tanda odometer sempat diubah-ubah,” ucap Wira.
Metode lain yang digunakan, pedagang menggunakan jarum pentul yang dipanaskan. Tanpa membuka kaca speedometer,kaca ditusuk hingga berlubang lalu angka odometer di cungkil sampai berubah.
Untuk itu perhatikan apakah kaca ada bekas lubang. Biasanya bekas lubang ini ditutupi stiker tranparan agar tidak terlihat. Jika ditemukan bekas lubang, pembeli patut waspada.
“Selain itu perhatikan lebih detil pada bagian dalam panel instrumen, apakah ada bekas sidik jari. Ini tanda kemungkinan besar ada ubahan pada speedometer. Tanyakan langsung pada pedagang. Cara ini juga bisa dilakukan pada speedometer dengan odometer digital,” ucap Wira.