Jakarta, Otomania – Stephanus Widjanarko mungkin membuat iri banyak pecinta Formula 1. Bagaimana tidak, lapangan pekerjaannya sangat dekat dengan mobil balap Formula 1 sebagai desainer aerodinamika tim Scuderia Toro Rosso.
Bagaimana ia bisa sampai di posisinya saat ini? Tephie, panggilan Stephanus, bercerita setelah dirinya diterima di Universitas Twente, Belanda pada program studi teknologi energi berkelanjutan, dirinya mulai berkenalan dengan dunia aerodinamika.
“Waktu itu saya berkonsentrasi pada pemanfaatan energi angin. Di Eropa mereka memanfaatkan angin dengan mengembangkan desain bilah kincir angin lebih canggih,” ucap Tephie saat ditemui Otomania beberapa waktu lalu.
Tephie pun berkonsentrasi pada studi desain aerodinamika, pemanfaatan wind tunnel, sesuatu yang masih jauh dari dunia otomotif. Beberapa kali dirinya mendapatkan kesempatan magang di beberapa perusahaan Eropa.
Setelah dirinya lulus pada September 2011, Stephie menjajal peruntungan dengan mencoba bekerja pada perusahaan energi di Eropa. Namun ketika itu kondisi industri energi terbarukan mengalami penurunan. Teknologinya bertumbuh pesat namun pasarnya tidak berkembang.
“Ketika saya lulus, beberapa perusahaan energi baru saja memutuskan ribuan pekerjanya. Tidak ada yang menerima pekerja baru, permintaannya tidak ada padahal teknologinya terus berkembang. Saya juga telah mengirimkan ke semua perusahaan energi yang saya tahu, tapi tidak ada panggilan,” ucap Tephie.
Di tengah kebingungannya, Tephie lagi-lagi iseng-iseng mencoba mengirimkan CV ke beberapa tim balap Eropa. Ia berpikir ketika itu sudah ada di Eropa maka tidak ada salahnya sektor otomotif dicobanya karena semua perusahaan energi yang ia tahu tidak menerima karyawan.
“Saya kirim ke semua tim balap yang ada di Eropa, kecuali Ferrari karena saya tahu mereka hanya berdasarkan rekomendasi orang dalam. Namun lagi-lagi tidak ada kabar padahal visa saya sudah mau habis,” ucap Tephie.
Akhirnya dirinya memutuskan kembali ke Tanah Air. Namun tepat satu hari sebelum dirinya kembali sebuah telepon mengabarkan dirinya diminta wawancara kerja untuk Scuderia Toro Rosso.
“Saya lakukan perjalanan singkat ke markas tim di Faenza, Italia. Sehabis wawancara, saya tidak berharap banyak. Saya tetap kembali ke Tanah Air untuk berusaha mencari kerja di sini. Namun selang seminggu ternyata saya diterima di tim balap tersebut,” ucap Tephie.
Jadilah pemuda Bandung ini mulai bekerja April 2013 dengan posisi sebagai Junior CFD Aerodinamis tim Scuderia Toro Rosso yang saat itu diwakili pebalap Daniel Ricciardo dan Jean-Eric Vergne. Kini Stephie bekerja sebagai Aerodinamicyst di markas desain tim Torro Rosso di Bicester, Oxfordshire, Inggris. Tugasnya mendesain bagian depan (nose/front wing) mobil balap F1.
Seperti apa rasanya bekerja sebagai desainer di tim Formula 1? Simak di artikel berikutnya.