Innova Venturer Krisis Identitas?

Febri Ardani Saragih - Selasa, 17 Januari 2017 | 16:35 WIB

(Febri Ardani Saragih - )

Jakarta, Otomania – Tidak sampai usia dua tahun sejak generasi keenam Kijang Innova meluncur pada November 2015, Toyota Astra Motor (TAM) sudah banyak melakukan rombakan varian. Setiap pengembangan tentu artinya lebih baik dari sebelumnya.

Tetapi sebenarnya ada apa dengan Innova, mengapa perubahannya dinamis dan terlalu cepat?

Saat All-New Innova rilis, varian J dan E mengilang. Dua nama varian kelas bawah itu digantikan varian baru Q yang jadi lambang premium pada Innova.

Rupanya, Q masih belum cukup mewah. TAM melahirkan lagi varian anyar, Venturer, Senin (16/1/2017), yang sekarang jadi pucuk varian termahal Innova. Harga Innova pun terkerek naik, sampai setara Fortuner.

Walau dikatakan varian baru, TAM memperlakukan Venturer berbeda dari varian Innova lainnya. Misalnya, pada situs resmi Toyota Anda tidak akan menemukan Venturer di bawah menu Kijang Innova. Venturer terpisah, bahkan tidak ada nama Kijang Innova di depan Venturer.

Skenarionya jadi mirip saat TAM mencoba memisahkan Avanza dengan Veloz seperti dua model yang berbeda. Namun hal itu dikoreksi Fransiscus Soerjopranoto, Executive GM Marketing and Sales TAM.

“Lebih bagus disamakan dengan Yaris dan Heykers. Sekarang Kijang Innova dan Venturer kira-kira seperti itu,” katanya, Selasa (17/1/2017).

Menarik jika dipadankan dengan Yaris Heykers, sebab Innova dan Venturer bukan jenis masakan yang sama. Heykers adalah sajian hatchback bergaya crossover yang pakai bumbu cukup serius sebab sampai mengganti suspensi hingga ground clearance. Sedangkan Venturer, walau investasi pabrik buatnya mencapai Rp 95 miliar, cuma hadir dengan kemasan ulang mewahnya Innova, plus pemanis.

Sekarang cuma TAM yang tahu rencana besar pada Innova. Penjelasan lanjut Soerjopranoto, Venturer menjadi jadi bagian estafet terkini Innova mulai dari lokal menuju global.