Bergelimang “Mobil Murah”, Mobil Bekas Tidak Akan Surut

Febri Ardani Saragih - Senin, 16 Januari 2017 | 09:05 WIB

(Febri Ardani Saragih - )

Jakarta, Otomania – Pilihan model Low Cost Green Car (LCGC) alias “mobil murah” yang semakin banyak menggerus minat konsumen beli mobil bekas (mobkas). Namun, walau situasinya sekarang seperti itu peminat mobkas tidak akan hilang, mirip segmen sedan yang selalu sepi tapi tidak pernah surut.

“Sebenarnya pembeli mobkas ini jauh beda dari mobil baru, karena mereka betul-betul orang yang tidak punya masalah tangan kedua tapi lebih ke kondisi mobil pada umumnya,” kata Deputy Marketing Director Hyundai Mobil Indonesia (HMI) Hendrik Wiradjaja, Sabtu (14/1/2017).

Hyundai merupakan salah satu merek di Indonesia yang memiliki divisi langsung bisnis jual beli mobkas. Lini bisnis mobkas Hyundai ditangani AutoSafe. Hendrik mengatakan diler mobkas AutoSafe ada di Pondok Indah, Kalimalang, Cibubur, Bandung, dan Bali.

“Pada 2016, ada banyak mobil baru, diskon besar. Ini sangat berpengaruh buat mobil bekas jadi terpuruk. Tapi pasarnya tetap ada. Pasar mobil bekas enggak bisa digantikan LCGC, sebab pertimbangannya memikirkan kualitas,” jelas Hendrik.

Contohnya, harga Grand i10 saat ini mulai Rp 170 juta. Ada konsumen yang punya dana segitu namun malah memilih meminang Tucson bekas produksi 2011–2012 yang harganya Rp 150 juta.

“Enggak bisa dibandingkan, konsumen akan pilih tergantung kebutuhannya,” kata Hendrik.