Jakarta, Otomania – Pernah mendengar istilah posisi menentukan prestasi? Istilah ini ternyata juga berlaku untuk cara mengemudi, dalam hal ini posisi tangan di lingkar kemudi.
Menurut Anando Eko, intruktur keselamatan berkendara dari Michelin Safety Academy, banyak pengemudi yang belum memahami posisi tangan yang benar selama mengemudikan kendaraan.
“Sering melihat pengemudi menyetir hanya satu tangan, atau memegang di bagian dalam setir? Itu bisa membahayakan diri sendiri dan ada alasannya kenapa itu dilarang,” ucap Eko saat ditemui beberapa waktu lalu.
Bila tangan di posisi yang salah dan tiba-tiba ada kondisi darurat, tangan tidak bisa bereaksi dengan cepat. Paling parah, saat menabrak sesuatu dan airbag mengembang, tangan yang berada di posisi tidak tepat bisa patah akibat ledakan airbag.
Untuk itu Eko menyarankan, posisi tangan di saat mengemudi harus saling di posisi berlawanan. Ini yang perlu diingat oleh pengemudi.
“Biasanya di arah jam 3 untuk tangan kanan dan jam 9 untuk tangan kiri. Saat berbelok, usahakan juga kedua tangan di posisi berlawanan. Terus seperti itu, jangan berubah,” ucap Eko.
Eko menambahkan, saat ini produk otomotif semakin canggih. Bila tidak dibarengi dengan pengetahuan berkendara yang benar, maka secanggih apapun produk otomotif itu tidak akan melindungi pengendaranya.
“Lingkar kemudi itu jadi alat berkomunikasi pengemudi dengan kondisi di luar kendaraan. Salah satu alasan kenapa fitur komunikasi di mobil saat ini berada di area setir, seperti pengatur suara, telepon dan lainnya, karena pentingnya tangan berada di kemudi. Kalau tidak mengetahui ini, secanggih apapun kendaraannya tidak akan berpengaruh pada keselamatan,” tutup Eko.