Jakarta, Otomania - Shafruhan Sinungan, Ketua Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di jalan (Organda), mengatakan taksi berbasis aplikasi alias online kian menjamur. Bahkan, paling mengkhawatirkan, yaitu banyak yang berstatus ilegal.
Kondisi seperti itu menurut Shafruhan, menjadikan operator taksi pelat kuning tidak berdaya. Sebab, masyarakat cenderung memilih taksi online ketimbang regular.
Alhasil, banyak operator taksi yang mengalami kesulitan, karena mobil di pool tidak beroperasi. Namun, saat ini operator bisa sedikit lega setelah Toyota meluncurkan Avanza versi murah (Transmover), yang khusus dibuat untuk pasar komersial, khususnya taksi.
Menurut pengakuan pemilik taksi Gamya, Mintarsih, jika kondisinya seperti ini terus, harus sudah siap menerima kenyataan pahit.
"Kenyataan yang harus diterima dan pasti itu, kita tetap bertahan atau justru mati (gulung tikar)," ujar Mintarsih belum lama ini di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Harapan Mintarsih, semua operator taksi bisa "pulih". Apalagi, kini hadir Toyota Transmover, yang merupakan versi murah dari Avanza untuk dijadikan taksi.
"Pilihan konsumen semakin beragam, dan kami berharap kondisi bisa normal lagi," ucap dia.
Sementara itu, Shafruhan pun mengatakan ke depan para operator taksi di Indonesia harus mau mengubah pola bisnisnya. Sebab, jika tidak tetap akan kalah bersaing dengan taksi berbasis aplikasi.
"Kita sudah ada pembicaraan ke arah itu, dan sepertinya mereka (operator taksi) pun setuju," kata Shafruhan.