Jakarta, Otomania – Usaha pemilik mobil untuk mengamankan kendaraannya dari tindak kejahatan saat ini beraneka macam. Sejak awal diciptakan kunci, mobil kemudian diberi tambahan keamanan seperti kunci tambahan, alarm dan kini fitur immobilizer.
“Saat ini fitur immobilizer masih paling oke. Tidak hanya di Indonesia tapi luar negeri juga masih mempercayakan teknologi ini,” ucap Raymond Lie, dari Komandan Key, ahli pembuat kunci di Bursa Otomotif Sunter saat ditemui Otomania beberapa waktu lalu.
Cara kerja immobilizer adalah menggunakan kode pada transponder di anak kunci. Kode tersebut harus cocok dengan kode yang terdapat di ECU kendaraan. Jika tidak cocok mesin mobil tidak menyala.
Raymond menambahkan, pengamanan seperti alarm atau alat keamanan lain sifatnya ditambahkan. Semua fitur yang ditambahkan pasti ada cara untuk mengambilnya kembali.
“Beda dengan immobilizer karena dia berada di ECU kendaraan. Dulu maling bisa mengakali kunci kendaraan, lalu meningkat ada kabel alarm sekarang software. Eranya program,” ucap Raymond.
Immobilizer makin murah
Raymond menceritakan, awal mula penggunaan kunci immobilizer ini adalah dari kendaraan CBU yang didatangkan ke Indonesia. Mobil BMW dan Mercedes-Benz yang pertama kali menggunakanan di tahun 1995.
Lantas fitur ini digunakan oleh pabrikan Jepang model premium Toyota seperti Harrier, Land Cruiser, Alphard yang ada di Indonesia sekitar tahun 2000-an. Raymond melihat ada potensi usaha disini sehingga tahun 2006 ia merintis usaha duplikasi kunci kendaraan immobilizer setelah belajar langsung ke Eropa.
Saat ini fitur immbolizer tidak hanya didapati di mobil mewah Eropa dan Jepang, namun sampai pada mobil murah. Beberapa model mobil murah LCGC sudah memakai fitur pengaman ini.
“Penggunaannya makin berkembang, sekarang LCGC sudah pakai. Karena semakin murah teknologi tersebut maka solusinya makin tersedia. Prinsipnya seperti itu,” ucap Raymond.
Bila pemilik kendaraan mengalami masalah dengan kunci immobilizer dan membawa ke diler, ia harus merogoh kantong cukup dalam. Perbaikan immobilizer bisa mencapai Rp 10 juta sampai Rp 15 juta.
“Kalau di diler, istilahnya yang luka jari seluruh tangan harus diganti. Kalau usaha duplikat perbaikan hanya pada yang bermasalah, jadi lebih murah. Ongkos pengerjaan immobilizer mulai Rp 500 ribuan, tergantung model dan merek kendaraan,” ucap Raymond.