Bandung, Otomania – Puluhan siswa SMKN 6 Bandung terlihat asik di taman di lingkungan sekolahnya. Ada yang bermain suling, rebahan di gazebo, bermain gadget, hingga membicarakan tugas sekolah, target, hingga mimpinya.
“Target saya masuk ke kelas Astra atau TTEP (Toyota Technical Education Program). Itu keinginan saya masuk kesini (SMKN 6 Bandung),” ujar Fajar, siswa kelas 1 SMKN 6 Bandung Kompetensi Teknik Kendaraan Ringan (Mekanik Otomotif) kepada Otomania, belum lama ini.
Fajar membidik dua kelas unggulan di SMKN 6 Bandung bukannya tanpa alasan. Dengan masuk dua kelas unggulan tersebut, potensi dia untuk bekerja di perusahaan besar di bidang otomotif sangat besar. Ilmu yang diperolehnya pun lebih luas dibanding kelas regular apalagi siswa di SMK yang lain.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri SMKN 6 Bandung, Shobirin mengatakan, terdapat dua kelas unggulan di setiap angkatan Teknik Kendaraan Ringan. Pertama, kelas Astra International, hasil kerja sama SMKN 6 Bandung dengan PT Astra International sejak 2002.
Kedua, kelas TTEP yang dikerjasamakan sejak 2006. “Untuk kelas Astra hanya ada di Jawa Barat khususnya Bandung. Tapi untuk TTEP ada 53 SMK di Indonesia, dan sub TTEP lebih dari seratus.
“Semua penjaringan untuk kedua kelas itu dilakukan kelas 1. Kami mengumpulkan 20 siswa terbaik tiap kelas untuk mengikuti tes,” ujarnya. Tes dilakukan begitu masuk kelas dua oleh tim penguji Astra maupun Toyota. Ada beberapa hal yang diuji, di antaranya kemampuan akademik, skill, hingga psikologi.
“Nantinya dipilih 36 orang masing-masing kelas. Untuk TTEP sebenarnya 24 orang, tapi kelas tetap diikuti 36 orang. Sisa dari 24 siswa terpilih ini mengikuti semua kegiatan tapi tidak mendapatkan sertifikat,” terangnya.
Untuk kelas TTEP, sambung Shobirin, mereka akan menerima teori dan praktik di kelas selama satu tahun dengan menggabungkan kurikulum Toyota dan Kemendiknas. Memasuki kelas tiga, siswa mengikuti OJT (on job training) di seluruh dealer Toyota, terutama di PT Astra International-Toyota Sales Operation (Auto2000).
Sedangkan sistem pembelajaran kelas Astra dilakukan bergiliran antara kelas II dan III dengan sistem satu minggu belajar di kelas, satu minggu di seluruh dealer Astra di Kota Bandung. Jadi, kalau kelas II belajar di kelas, maka kelas III di bengkel, begitupun sebaliknya.
“Kalau di bengkel, mereka belajar teori dan praktik. Kalau di sekolah kami mengajarkan sisanya terutama mata pelajaran umum yang tidak didapat di bengkel,” ucapnya.
Shobirin mengatakan, begitu mendekati Ujian Nasional (UN), semua anak kelas unggulan kembali ke SMKN 6 Bandung. Setelah selesai mereka menyelesaikan semua programnya hingga selesai.
Siswa di kedua kelas ini lebih unggul dari yang lain. Ketika lulus, mereka pun banyak dicari. Biasanya kelas TTEP bekerja di Auto2000, Tunas Toyota, dan lainnya. Dan kelas Astra dibidik perusahaan otomotif di bawah naungan Astra.
Namun bukan berarti siswa regular lainnya tidak unggul, karena fasilitas yang diperoleh SMKN 6 Bandung sangat mumpuni. Pihaknya mendapat bantuan Astra Toyota Agya untuk praktik serta transfer ilmu yang dilakukan berkelanjutan.
“Bahkan sebelum NAV1 keluar, guru-guru di SMKN 6 dipanggil Auto2000 untuk mendapat pelatihan. Itu yang membuat kami beda dengan SMK lain, infrastruktur kami sudah terbangun baik,” imbuhnya.
Hal ini sangat memudahkan pihaknya dalam mengajar. Apalagi sekolah dan perusahaan harus link and match. “Terus terang, kami sangat dibantu oleh Astra. Kami berterima kasih banyak,” tuturnya.
Bahkan jika dibandingkan kompetensi (jurusan) lain di SMKN 6 Bandung. Di jurusan lain, ada mesin tahun 80-an yang digunakan untuk praktik. Padahal di lapangan, nyaris tak ada yang menggunakan mesin itu.
Inovasi dan Kreativitas
Salah satu lulusan SMKN 6 Bandung yang kini bekerja di Auto2000, Kiki Firmansyah (22) berbagi kisahnya. Dari satu kelas TTEP yang ia ikuti, 50 persennya masuk ke Auto2000, Tunas Toyota, dan Merdeka Motor. Sisanya menyebar di bengkel-bengkel Astra, melanjutkan kuliah, ada pula yang menjadi polisi.
“Beberapa teman langsung ditarik kerja begitu lulus, kalau saya nunggu dulu. Baru dipanggil ketika Auto2000 Purwakarta buka,” terang lelaki yang sudah tiga tahun bekerja di Auto2000.
Kiki mengaku bangga dan bersyukur pernah masuk SMKN 6 Bandung, mengikuti TTEP, dan kini bekerja di Auto2000. Di sini, gudangnya orang-orang hebat, pintar, inovatif, sehingga banyak pelajaran yang diperoleh dari grup Astra tersebut.
Kepala Bengkel Auto2000 Purwakarta, Ahmad Jubi mengatakan, Auto2000 memang menciptakan standar kompetensi yang tinggi. Bahkan dalam rekrutmen pegawai sangat ketat, seperti perekrutan mekanik yang dilakukan sejak kelas 1 SMK di sekolah-sekolah sasaran.
“Astra melihat potensi. Siswa-siswa potensial disatukan dan dibina. Yang bagus secara knowledge, skill, dan attitude-nya langsung masuk ke bank mekanik. Mereka orang yang diprioritaskan untuk bekerja di Auto2000,” tuturnya.
Setelah masuk di Auto2000, mereka digenjot selalu berinovasi melalui kontes dan pelatihan untuk menggali potensi pegawainya. Setiap inovasi yang dihasilkan akan mendapat penghargaan.
SDM unggul, sambung Jubi, sangat diperlukan Auto2000 untuk mencapai visinya yakni menjadi dealer otomotif berkelas dunia. Apalagi sistem yang digunakan, Toyota Dealer Manajemen System (TDMS), terbilang canggih sehingga harus diimbangi dengan SDM berkualitas.
“Tak hanya mekanik, MRA, SA, dan rekruitmen bidang yang lainnya pun sangat ketat,” ucapnya.
Kekuatan
Operational Manager Auto2000 area Jawa Barat, Gondo Handoko mengatakan, man power adalah keunggulan utama di Auto2000. “Kalau produk dengan gampang bisa ditiru, tapi kalau SDM susah ditiru,” tuturnya.
Itulah mengapa program-program yang dikeluarkan pihaknya termasuk untuk para siswa SMK mengikuti standar Auto2000. Walaupun siswa tersebut nantinya tidak bekerja di jaringan Astra. Namun ilmu tersebut akan sangat berguna di perusahaan otomotif manapun ia bekerja.