Jakarta, Otomania - Sisi negatif para pengguna motor besar (moge) yang arogan di jalan tidak sepenuhnya benar. Malahan terkadang justru pengguna moge yang kerap diganggu pengguna sepeda motor reguler, terutama ketika sedang berkendara sendirian.
Hal ini diungkapkan oleh Christian Sinaga, Direktur PT Hasta Karya Persada (HKP) penyelenggara Big Revv ID. Menurutnya, tidak sedikit pengguna moge yang sedang jalan sendiri tiba-tiba diusik oleh pengguna motor lain.
"Kalau sendirian cukup sering diganggu pengguna motor biasa. Ada yang sengaja disalip-salip, dihalang-halangi bahkan saat mau muter balik saja sampai tidak diberi jalan," ucap Christian yang juga pemilik moge asal Amerika kepada wartawan, Senin (7/11/2016).
Walau demikian, Christian mengaku hal tersebut cukup wajar mengingat adanya citra buruk dari pengguna moge. Bahkan ia pun pernah menjadi korban arogansi dari pengguna motor lain, ketika dirinya sedang berjalan di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, agar tidak terjadi hal seperti itu baiknya diperlukan edukasi. Paling utama untuk membentuk rasa saling menghormati sesama pengguna jalan raya.
Christian mengaku bahwa karena adanya arogansi tersebut pengguna moge memilih untuk riding secara berkelompok, mereka merasa lebih nyaman saat berkendara bersama-sama.
"Salah satu pengguna moge suka jalan bergerombol karena hal itu, lebih untuk merasa nyaman saja. Tapi bila bicara soal karakteristik sebenarnya kriteria motor itu ada tiga. American bike kebanyakan lebih suka ridding bersama secara bergerombol, motor Jepang yang sport bike lebih suka individu, paling keren itu motor Eropa meski bersama tapi mereka berkelas, jumlahnya tidak banyak, hanya empat atau lima," kata Christian.