Jakarta, Otomania – Sania baru genap berumur 17 tahun. Salah satu murid SMA di Jakarta ini belum memiliki SIM, namun jangan tanya pengalaman ia berada di atas sepeda motor. Sejak umur 13 tahun ia sudah bisa mengendarai sepeda motor Karena diajari oleh orang tuanya. Pertama -tama di seputar rumah kemudian di jalan raya.
“Sempat kecelakaan dan jatuh beberapa kali. Awal mula di ajari orang tua namun kebanyakan tahu dari teman sebaya,” ucap Sania pada Otomania beberapa waktu lalu.
Serupa dengan Sania, Fernanda, murid kelas 12 salah satu SMA di Jakarta, sudah fasih mengendarai mobil. Tujuannya mengendarai mobil adalah untuk membantu orang tua memasukkan mobil ke garasi. Dari hanya garasi, Fernanda turun ke jalan raya meski belum memiliki SIM.
“Awalnya parkir mobil ke garasi, lalu bisa ke jalan raya. Diajari orang tua dan saudara. Kebetulan di rumah semuanya hanya bisa naik mobil, tidak ada yang bisa naik motor,” ucap Fernanda di kesempatan yang sama.
Dari cerita Sania dan Fernanda tadi, faktor orang tua dan orang terdekat adalah yang paling banyak menjadi penyebab remaja mengenal kendaraan, meski belum memiliki pengetahuan lengkap bagaimana berkendara di jalan raya yang baik.
Keduanya mengungkapkan, para mentor mereka hanya mengajarkan cara mengoperasikan kendaraan tanpa tahu peraturan dan cara-cara berkendara yang aman di jalan raya.
Peran Aktif Lingkungan Sekitar
“Data menarik yang terlibat di kecelakaan kebanyakan anak muda, terutama usia SMA. Bahkan banyak yang berkendara di bawah usia yang diharuskan. Ini jadi perhatian, terutama mereka jarang yang memahami tata cara berlalu lintas yang baik dan benar, meski tahu cara mengendarai kendaraan,” ucap Putu Yudha, Marketing Director PT Michelin Indonesia pada Otomania.
Banyaknya pengendara usia muda yang berada di jalan raya yang hanya belajar secara otodidak ini membuat resiko kecelakaan meningkat. Oleh sebab itu diperlukan pihak-pihak terkait untuk memberikan arahan yang tepat pada pengendara muda ini.
“Mereka itu adalah cikal bakal pengendara di masa depan. Usia mereka ini rentan, maka perlunya edukasi berkendara juga pengetahuan hukum lalu lintas dengan baik Itu perhatian saat ini bagi pengemudi muda. Kalau hanya melarang tidak akan berpengaruh. Biasanya setelah mendapatkan pengetahuan dari pihak yang kompeten soal di jalan raya, baru sadar bahwa selama ini yang mereka lakukan kurang tepat,” ucap Anondo Eko, Michelin Safety Driving Intructor di kesempatan yang sama.
Bagi orang tua maupun kerabat yang memiliki kenalan pengendara muda, disarankan mengarahkan pengendara muda ini mengenai tata cara berkendara yang tepat. Saat ini telah banyak pihak-pihak yang peduli dengan keselamatan di jalan raya, termasuk mengenai pertahanan berkendara maupun keselamatan berkendara termasuk dari pihak kepolisian.
“Tidak hanya aktif dari para pengendara usia muda saja, namun juga perlu dorongan dari orang tua dan saudara serta teman sebaya untuk mau mengenal tata cara dan hukum lalu lintas. Banyak kelas mengenai safety driving atau defensive driving, baiknya kesempatan tersebut tidak disia-siakan,” ucap Eko.