Jakarta, Otomania - Secara tipe, kecelakaan paling besar didominasi oleh tabrakan depan-depan, tapi bicara soal prilaku, penyebab terbesarnya karena kurang tingkat kewaspadaan. Berdasarkan data Korlantas Polri, dari tahun ke tahun angka ini makin berkembang.
Pada 2014 tercatat ada 16.437 kasus, sedangkan di 2015 naik menjadi 18.220 kasus, dan dari Januari hingga September 2016 ada 14.255 kasus yang terjadi.
"Angka ini terjadi untuk pengendara mobil dan motor. Dari data bisa diketahui bahwa tingkat kewaspadaan masih sangat minim, rata-rata mereka tidak bisa menjaga jarak aman saat sedang berkendara," ucap Kompes Pol, Korlantas Polri, Unggul Sedyantoro dalam acara Indonesia Road Safety Award 2016 di Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Menurutnya, bila dijabarkan secara detail angka kecelakaan terbesar pun tidak terjadi pada malam hari, melainkan dalam kondisi terang dan di jalan lurus.
Prof. Ir Leksomo Suryo Putranto, Guru Besar Transportasi UNTAR da Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Umum, menerangkan bahwa selain lalai, terjadinya kecelakaan juga disebabkan penggunaan ponsel saat berkendara.
"Penggunaan ponsel masih menjadi ancaman yang membuat konsentrasi berkendara mudah terpecah, khususnya untuk pengendara roda empat yang sering mengabaikan hal ini. Kejadian pun lebih sering di siang hari yang mana aktivitas masih dalam tahap ramai," ucap Suryo di waktu yang sama.