Walang Sungsang, Kawin Silang Honda Tiger dan KTM

Stanly Ravel - Sabtu, 22 Oktober 2016 | 14:24 WIB

(Stanly Ravel - )

Jakarta, Otomania - Karya rancang bangun terbaik hadir digelaran Kustomfest 2016. Selain digegerkan dengan Honda Tiger bermesin lima silinder, karya berjuluk Walang Sungsang milik Ricko Rifkianto asal Banyumas, Jawa Tengah, juga ikut mencuri perhatian.

Pemodifikasi mengawinkan KTM 620 LC4 dengan mesin Honda Tiger 2005. Sepeda motor yang aslinya hadir dalam konsep trail, diubah habis-habisan menjadi board tracker ekstrem. Tidak tanggung-tanggung seluruh rangka diganti dan dibuat sendiri menggunakan pipa simless 4 mm sehingga terbentuk konsep motor klasik.


Board tracker bisa dibilang mirip dengan sepeda ontel dengan rangka rigid, jadi jangan berharap melihat ada sok breker pada bagian depan dan belakang. Semua sistem peredam kejut hanya dimodali per springer yang diletakan di atas bagian setang serta di bawah jok (sadel).


Ricko mengerjakan karya ini selama kurang lebih dua bulan bersama dengan M Yusuf Adib Mustofa, pemilik Tiger lima silinder dari Psychoengine yang menjadi Best of the Best Kustomfest 2016. Untuk proses paling rumit ada di dua sektor, yakni mesin dan rancang rangka.

"Saya bagian rangka, Yusuf ke mesin, kami kerja sama bikin motor ini dan benar-benar dari nol. Untuk rangka paling sulit itu sektor spring depan, selain penempatan juga soal fungsi, pernya unik, jadi kalau ditekan tidak turun justru narik ke belakang," ucap Ricko saat dihubungi Otomania, Sabtu (22/10/2016).


Untuk sektor mesin, blok mesin atas ditopang dengan KTM 620 LC4, sedangkan untuk bawah pakai milik Tiger. Proses kawin silang ini tidak plug n play, melainkan harus merubah "jeroan", termasuk menggeser posisi kruk as menjadi lebih maju. Karena alasan kawin silang dan rangka yang unik, maka motor ini pun di juluki "Walang Sungsang".

"Blok atas semuanya murni KTM Dakar 620 LC4, mulai dari kruks as, piston, dan dalamannya. Sedangkan untuk Tiger, kami hanya ambil blok bawah, transmisi serta sistem pengapiannya saja," kata Ricko.


Menurutnya, total pengerjaan menelan dana hingga Rp 8 jutaan. Hal ini pun masih di luar dari berbagai aksesori serta kustom tangki dan head lamp unik yang dibuatnya menggunakan piston serta dibalut dengan karbon.