Jakarta, Otomania – Berkali-kali, pasar India ”dihajar” dengan sepeda motor murah. Tak tanggung-tanggung, banderolnya bisa cuma Rp 6-7 jutaan, bahkan untuk tipe sport sekalipun. Jika Anda termasuk yang mendambakan motor baru dengan harga tersebut, mulai sekarang kubur impian Anda.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memberikan penegasan bahwa merek-merek di bawah naungan organisasi ini tidak akan menjual motor murah. Seperti dituturkan Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata, motor murah di Indonesia bakal dianggap motor murahan.
”(Menjual model-model) yang sekarang saja pasarnya turun, apalagi yang murah. Nanti malah dianggap murahan. Punya motor lebih bergengsi sebetulnya daripada punya mobil, karena dianggap investasi yang penting buat keluarga. Kita tidak bisa main-main,” kata Gunadi di Jakarta (8/9/2016).
Dikatakan Gunadi, harga yang saat ini rata-rata ada di Rp 12-15 juta dianggap pas. Apalagi, budaya di Indonesia masih suka menunjukkan hasil kerja keras di kampung halaman. Biasanya, motor di bawa pulang ke kampung, atau ditinggal di sana sebagai hadiah. Harga murah akan menjadi bahan cibiran.
Setali tiga uang, GM Pemasaran PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Mohammad Masykur juga berkali-kali menegaskan bahwa orang Indonesia lebih sensitif ketimbang orang India. Kecuali, harga murah tapi masih bisa menyajikan kualitas yang baik, opsi ini bisa dipikirkan.
”Mobil murah beda dengan motor murah. Meksi mobil murah, tapi lihat, konsumen kan masih tetap ingin ada fitur-fitur seperti mobil biasanya. Power window, power steering, dan sebagainya. Sama juga dengan konsumen motor,” kata Masykur.