Pemerintah Bakal Rugi kalau Larang Mobil Kuno Beredar

Setyo Adi Nugroho - Senin, 5 September 2016 | 16:21 WIB

(Setyo Adi Nugroho - )

Jakarta, Otomania — Beberapa kali wacana mengenai peraturan mobil klasik membuat penggemarnya cemas, mulai dari soal pelarangan mobil klasik masuk kota sampai wacana mobil klasik dirongsokkan.

Mengenai beragam wacana mengenai mobil klasik, penasihat Perhimpunan Penggemar Mobil Klasik, Roy Suryo, berpendapat, semua peraturan tersebut sebenarnya malah merugikan pemerintah. Ini karena para pemilik mobil klasik merupakan pembayar pajak yang patuh.

"Para pemilik mobil klasik ini merupakan pembayar pajak yang patuh. Mereka membayar pajak untuk satu tahun, 365 hari. Namun, mobilnya digunakan bukan harian, hanya pada waktu tertentu," ujar Roy.

Ini membuat pendapatan pemerintah dari pajak para pemilik mobil klasik lebih menguntungkan. Para pemilik mobil klasik tidak menggunakan jalan raya setiap hari karena mobil mereka hanya digunakan untuk waktu tertentu. Kebanyakan pemilik mobil klasik juga punya kendaraan untuk harian.

Wacana pelarangan mobil klasik di daerah tertentu juga akan merugikan daerah itu sendiri. Ini hanya akan membuat si pemilik mendaftarkan mobilnya di daerah lain, padahal nanti mobilnya berada di daerah yang melarang tersebut. 

Menurut Roy, pemerintah di daerah juga sebaiknya memanfaatkan kehadiran mobil klasik untuk tujuan wisata. Jangan malah dipersulit dengan beragam peraturan.

"Mobil klasik bisa jadi ikon pariwisata satu daerah. Bisa untuk memperkenalkan wisata daerah tersebut, mungkin lewat acara-acara arak-arakan atau pawai. Kalau ada ide seperti ini, saya yakin klub mau terlibat," ucap Roy.