Syarat Ketat untuk DP Nol Persen Kredit Kendaraan

Setyo Adi Nugroho - Selasa, 23 Agustus 2016 | 09:45 WIB

(Setyo Adi Nugroho - )

Jakarta, Otomania — Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) optimistis target penjualan tahun 2016 sebanyak 1.050.000 unit dapat tercapai.

Selain pameran yang membantu menumbuhkan gairah penjualan, beberapa strategi ditetapkan pelaku industri. Sebut saja suku bunga yang lebih menantang, down payment (DP) yang lebih rendah, produk baru dengan harga kompetitif mampu membantu raihan angka penjualan hingga akhir tahun.

Bicara mengenai DP yang lebih rendah, Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, kembali membicarakan rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan membuat DP nol persen untuk kredit kendaraan bermotor.

Menurut dia, rencana OJK tersebut perlu didukung untuk kemajuan industri otomotif, tetapi dengan catatan tertentu.

"Kami (pelaku industri otomotif) sudah bicara kepada perusahaan multifinance bahwa rencana DP nol persen ini diberikan kepada konsumen yang sudah diseleksi ketat oleh perusahaan pembiayaan," ujar Yohannes kepada Otomania belum lama ini.

Menurut Yohannes, jika sampai penerapan rencana DP nol persen ini bisa terealisasi, konsumen akan mendapatkan keuntungan. Konsumen harus membayar cicilan lebih besar, tetapi dari sisi cash flow akan relatif lebih ringan. Pada akhirnya, ini yang akan membuat industri tumbuh.

Namun, rencana ini jika tidak dibarengi dengan pemilihan konsumen yang ketat akan berbalik membahayakan industri otomotif dan perusahaan nantinya.

"Bisa terjadi hal ini, bayangkan konsumen yang menggunakan DP nol persen beli mobil atau motor hanya kuat bayar dua tiga bulan lantas kreditnya macet. Ini yang membahayakan industri otomotif, maka harus dipilih betul konsumennya," ucap Yohannes.

OJK awalnya berwacana menurunkan DP kendaraan dari 15-20 persen menjadi 0 persen. Namun, penurunan itu hanya berlaku untuk multifinance yang mencatat rasio kredit macet atau non performing financing (NPF) di bawah 1 persen.