Pameran Otomotif Tidak Bisa Lepas dari Jualan

Setyo Adi Nugroho - Senin, 22 Agustus 2016 | 16:28 WIB

(Setyo Adi Nugroho - )

Jakarta, Otomania — Status pameran GIIAS 2016 yang merupakan pameran berskala internasional membuat kegiatan jualan di pameran ini dipertanyakan.

Pameran-pameran otomotif berskala internasional, seperti Tokyo Motor Show, Frankfurt Auto Show, tidak melakukan penjualan selama pameran dan berkonsentrasi pada kegiatan menunjukkan produk dan kemajuan teknologi.

Menanggapi hal ini, Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, mengungkapkan kegiatan dan hasil jualan bukan tujuan GIIAS. Gaikindo tidak pernah melihat tolok ukur kesuksesan dari pencapaian angka tersebut.

"Jualan itu tidak pernah jadi tolok ukur GIIAS. Kami tidak berkonsentrasi di situ. Bagi kami, antusias pengunjung, banyaknya peserta pameran, dan kegiatan konferensi internasional, itu yang paling penting," ucap Yohannes kepada Otomania, Sabtu (20/8/2016).

Lantas, apakah kegiatan jual beli akan dihilangkan pada penyelenggaraan pameran di masa mendatang? Yohannes mengatakan, kegiatan berjualan produk merupakan hak para peserta pameran untuk memanfaatkan acara ini, tetapi sebagai asosiasi tidak memprioritaskan penjualan.

"Kami (Gaikindo) tidak bisa lantas mematikan kesempatan (jualan) tersebut. Kami serahkan kepada peserta pameran jika mereka memang ingin memanfaatkan kegiatan ini, silakan. Bagi kami, transfer of knowledge itu yang paling penting bagi masyarakat Indonesia," ucap Yohannes.

Dari kacamata pemain di industri otomotif, menurut Yohannes, jualan itu tidak bisa dipisahkan. Ia mengungkapkan jualan adalah segalanya bagi industri otomotif. Sebab, tanpa jualan, tidak akan ada investasi nantinya.

"Namanya jualan itu segalanya karena kalau tidak ada market, tidak mungkin orang akan investasi. Tidak ada yang membangun pabrik dan mengatakan kalau ini untuk kegiatan sosial, tidak ada," tutur Nangoi.