Alasan D-Max dan MU-X Masih Pakai Mesin Lama

Setyo Adi Nugroho - Selasa, 9 Agustus 2016 | 09:05 WIB

(Setyo Adi Nugroho - )

Jakarta, Otomania – PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) memperkenalkan pembaruan di dua produknya yakni D-Max dan MU-X. Kedua produk ini telah hadir lebih dahulu pada ajang Bangkok International Motor Show (BIMS) 2016 di awal tahun.

Uniknya di negeri Gajah Putih, produk Isuzu ini hadir dengan mesin 1.900 cc berteknologi BluePower. Hanya saja, mesin baru ini belum dihadirkan di Tanah Air dengan beberapa alasan.

“Alasannya karena standar di Indonesia masih Euro2 sedangkan mesin ini standarnya Euro4. Bakal ada penambahan biaya jika mesin tersebut harus di turunkan ke Euro2,” ungkap Joen Budiputra, Direktur Pemasaran PT IAMI saat peluncuran model anyar MU-X dan D-Max di Jakarta, Senin (8/8/2016).

Selain itu, kualitas bahan bakar solar terbaik di Indonesia belum dapat digunakan secara maksimal di mesin BluePower Euro4. Jika dipaksakan, terutama melihat kebiasaan pemilik kendaraan diesel yang tidak selalu mengisi dengan bahan bakar yang direkomendasikan, dapat mengurangi umur mesin tersebut dan menghilangkan keunggulan teknologi BluePower.

“Selain itu produksi di Thailand juga sedang kewalahan untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Rencananya setelah pasar dalam negeri baru di ekspor ke Timur Tengah, baru Indonesia masuk dalam daftar tunggu giliran,” ujar Joen.

Alasan lainnya adalah pola pikir masyarakat Indonesia yang beranggapan mesin kecil seharusnya lebih murah dibandingkan dengan mesin berkapasitas besar. Ini yang membuat Isuzu hadir dengan mesin 2.500 cc 4JK-TC berteknologi Direct Fuel Injection dengan sistem Turbocharger Intercooled VGS (Variable Geometry System).

“Pemahaman ini cukup menyulitkan karena sebenarnya ada teknologi yang bernilai yang dihadirkan mesin kecil tersebut untuk menghasilkan tenaga setara mesin besar. Ini yang belum dipahami di masyarakat sehingga membawa mesin ini ke tanah air perlu di kaji lebih jauh,” ucap Joen.

Mesin berteknologi PowerBlue memiliki kelebihan salah satunya adalah bobot mesin yang lebih ringan 60 kilogram, tenaga serta torsi yang lebih melimpah (150 hp dan 35,6 kgm), dan klaim efisiensi bahan bakar yang meningkat 19 persen dibanding mesin biasa 2.500 cc.