Jakarta, Otomania - Busi berperan penting dalam memberikan percikan api untuk pembakaran pada kendaraan. Karena itu kondisinya dituntut untuk sempurna, termasuk celah atau gap elektorda pada busi yang menjadi bagian paling rentang.
Pergeseran celah elektoda yang membuat jarak renggang tidak sesuai, bisa membuat percikan api tidak sempurna. Bila memaksakan berjalan dengan kondisi ini, akibatnya sangat tidak baik bagi kendaraan.
AB Andra, Aftermarket Sales Manager PT NGK Busi Indonesia mengatakan, celah yang terlalu rapat atau terlalu renggang membuat proses pembakaran tidak normal pada mesin kendaraan.
"Sudah ada standaranya, tidak boleh asal atau kira-kira. Bergesernya gap satu sampai dua milimeter bisa membuat performa mesin tidak sempurna akibat pembakaran yang tidak berjalan normal," ucap Andra kepada Otomania beberapa waktu lalu.
Bila jarak atau gap celah busi terlalu jauh, bisa menimbulkan missfire. Pembakaran tidak sempurna akibat busi tidak stabil saat memercikan api.
Tanpa disadari kondisi ini juga membuat stationer mesin menjadi tidak normal. Efek buruknya, selain penggunaan BBM yang lebih boros juga mudah membuat koil cepat loyo.
"Untuk busi terlalu rapat biasanya membuat mesin cepat panas ketika sedang berjalan. Kondisi ini akibat percikan api yang terlalu dini keluar sehingga tidak singkron dengan mesin," ucap Andra.