Jakarta, Otomania – Saleh Husin sudah tidak lagi menjabat sebagai Menteri Perindustrian. Sebagai gantinya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Airlangga Hartanto yang merupakan politikus Golkar dan cukup aktif di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).
Tugas Airlangga di sektor otomotif nasional tidak mudah. Sebab, salah satu pekerjaan yang harus diselesaikan, yakni program Low Carbon Emision (LCE).
Menurut General Manager Marketing Strategy PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Budi Nur Mukmin, terus terang ini tidak ada hubungannya dengan reshuffle Kabinet. Tetapi, jika menteri baru melihat ini sebagai peluang positif lebih baik lagi, karena banyak untungnya.
“Kami berharap pemerintah memberikan kebijakan positif, tidak hanya pada hibrida tetapi mobil ramah lingkungan secara umum,” kata Budi di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat, Rabu (27/7/2016).
Bukan hanya itu, lanjut Budi, pemerintah jangan menganggap mobil ramah lingkingan itu sebagai barang yang mewah. Tetapi melihatnya jangka panjang, dari segi keuntungan banyak sekali bahkan bukan hanya masyarakat, pemerintah juga merasakan.
“Polusi otomatis turun, jadi tidak perlu mengeluarkan dana besar untuk menanggulangi polusi udara. Semoga Menteri Perindustrian yang baru ini bisa menjembatani,” ujar Budi.
Seharusnya, kata Budi pemerintah Indonesia harus berkaca pada Thailand dan Malaysia. Sebab, kedua negara itu sudah memberikan insentif untuk mobil ramah lingkungan.
“Secara harga memang mobil hibrid dan lain sejenisnya mahal, tetapi kalau di dua negara itu hanya 10 persen. Kalau di Inodnesia karena pajaknya besar perbedaan harganya sangat jauh sekali,” ucap Budi.