Jakarta, Otomania – Nissan dan Datsun secara segmentasi sudah ditetapkan. Merek yang menggarap mobil murah (low cost green car/LCGC) dipegang Datsun, sedangkan produk di atas itu spesialisnya adalah Nissan.
Berdasarkan pemetaan seperti itu, General Manager Marketing Strategy PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Budi Nur Mukmin menuturkan, perusahaan sudah berkomitmen tidak akan bermain di kelas mobil murah. Sebab, jika itu dilakukan bakal terjadi persaingan tidak sehat di pasar otomotif nasional khususnya secara internal Nissan-Datsun.
“Masing-masing sudah punya benang merahnya. Tidak sampai akan terjadi kanibalisasi dan itu tidak mungkin,” kata Budi di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat, Rabu (27/7/2016).
Menurut Budi, pasar mobil murah memang sangat menggiurkan. Bahkan, tahun ini saja prediksinya bisa meningkat dari 18 persen menjadi 23 persen. “Belum genap satu tahun saja sudah mendekati 20 persen. Ke depan akan terus membesar,” ucap Budi.
Faktor tersebut terjadi, kata Budi dipengaruhi dua faktor, pertama Supply dan kedua demand. Secara penawaran, banyak mobil baru keluar sehingga banyak pilihan, sedangkan dari sisi permintaan populasi pengguna sepeda motor di Indonesia masih cukup besar.
“Ketika pendapatannya naik, maka akan beralih ke mobil murah. Pasar LCGC itu sendiri memang kebanyakan dari pengguna motor,” ujar Budi.