Jakarta, Otomania - Masa uji coba peraturan ganjil-genap sesaat lagi akan dimulai. Meski siap untuk dilaksanakan, namun regulasi ini dianggap belum sebagai solusi, tapi hanya langkah mengurangi kemacetan di Jakarta.
Efek kesiapan sosilaisasi dan infrastruktur dianggap menjadi faktor kelemahan utama. Jusri Pulubuhu dari Training Director Jakarta Defensive Driving Center (JDD) menjelaskan, seharusnya sebelum aturan dimulai pihak-pihak terkait melakukan langkah sosialisasi yang kuat ke warga yang meliputi semua elemen.
"Seperti yang saya bilang, efektifnya mungkin iya mungkin tidak, kenapa? karena ada sisi positif negatifnya. Harusnya dimatangi dulu sosialisasinya, rangkul semua elemen, terutama pada stakeholder yang memiliki lokasi usaha di kawasan aturan tersebut," ucap Jusri kepada Otomania, Kamis (20/7/2016).
Menurut Jusri, aturan ini akan lebih efektif bila sosialisasi dilakukan melalui program partisipatif. Terutama di wilayah yang menerapkan aturan tersebut dengan mengandeng elemen terkait, seperti jajaran direksi kantor atau kepala perusahaan.
"Ajak mereka kerja sama menerapkan sistem ini di lingkungan kantornya. Contoh tangal 2 berarti mobil karyawan yang boleh masuk yah harus genap, bila melanggar kasih sanksi. Tapi perusahaan juga harus adil, setidaknya sediakan bus shuttel untuk karyawan menuju kantor," ucap Jusri.
Dengan langkah tersebut, Jusri menilai juga bisa mengurangi adanya penumpukan volume kendaraan di jalur lain yang digunakan sebagai alternatif melewati kawasan ganjil-genap.