Pelat Ganjil-Genap Ibarat "Gali Lubang, Tutup Lubang"

Stanly Ravel - Rabu, 20 Juli 2016 | 18:52 WIB

(Stanly Ravel - )

Jakarta, Otomania - Upaya pembatasan mobil dengan cara ganjil-genap pada nomor polisi (nopol) siap diuji coba pada 26 Juli 2016. Meski sudah melalui tahap sosialisasi, namun sebagian pihak merasa cara ini masih belum efektif untuk mengurangi kepadatan jalan, bahkan bisa justru bisa menimbulkan masalah baru.

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Center (JDDC) mengungkapkan, meski peraturan ganjil-genap bisa mengurangi volume kendaraan, namun di lain sisi juga akan menimbulkan masalah baru.

"Bisa dibilang seperti istilah gali lubang tutup lubang. Jadi selesaikan satu tapi menimbulkan masalah lain, contohnya akan ada upaya-upaya orang untuk mengatasi masalah ini, bisa dengan membuat pelat nomor palsu atau mencari jalur alternatif lainnya," ucap Jusri kepada Otomania, Rabu (20/7/2016).

Menurut Jusri, dari dua upaya tersebut yang paling besar skalanya adalah mencari jalur lain. Bila sampai terjadi, maka hal ini akan membuat titik kemacetan baru pada suatu daerah.

Jusri memprediksi kemungkinan akan ada penurunan volume kendaraan di kawasan yang menerapkan regulasi ganjil-genap. Namun ia memastikan bawa juga akan ada peningkatan jumlah kendaraan di jalur alternatif lainnya. Karena itu ia mengangap peraturan tersebut masih belum menjadi solusi, tapi hanya sekadar upaya saja.

"Menurut saya harus ada antisipasi yang lebih baik, bila untuk pemalsuan pelat nomor meski jelas hukumnya tindak pidana apakan dalam prakteknya nanti bisa tegas,"